Monday, December 19, 2011

Bekal Sehat Sejak Dini di Sekolah

Naiknya tingkat kegemukan di kalangan anak-anak di Jerman, membuat cemas para gizi di negeri ini. Sebuah data dari tahun 2010 menyebutkan bahwa 1 dari 5 anak-anak terlalu gemuk. Tendensinya, naik. Para ahli sudah mulai menganggapnya sebagai epidemi.



Sejak tahun 1980-an, gaya hidup orang Jerman mulai berubah. Anak-anak semakin banyak menghabiskan waktunya di depan televisi dan komputer, dan lebih sedikit bergerak. Makanan mereka pun seringkali mengandung terlalu banyak gula dan lemak.

Kondisi tak sehat ini mulai menarik perhatian pemerintah, khususnya negara bagian tempat kami tinggal Nordrhein-Westfalen. Mereka mulai melakukan rekomendasi tentang pentingnya makanan sehat melalui guru kelas masing-masing. Hal ini kami ketahui ketika anak pertama kami masuk Sekolah Dasar tahun 2008. Saat si kecil masuk TK tahun 2010, program makanan sehat ini pun ternyata juga sudah diterapkan.

Di awal-awal masuk sekolah, bu guru wali kelas sudah memberitahukan tentang pentingnya membawa bekal ke sekolah serta aturan bekal sehat kepada orang tua murid. Agar bisa berkonsentrasi dalam belajar, perut anak perlu diisi makanan sehat. Anak-anak hanya boleh membawa bekal sehat berupa : sumber karbohidrat, yakni roti tawar, diutamakan roti dari gandum penuh. Kadang-kadang, saya bawakan nasi buat si Embak. Selain karbohidrat, murid boleh membawa makanan sumber protein seperti keju, sosis dan salami. Juga telur rebus. Buah dan sayur sangat dianjurkan.

Dulunya, saya agak malas menyiapkan bekal sehat yang lengkap. Isi bekalnya paling hanya roti pakai topping keju segar, potongan keju atau salami saja. Kadang malah cuma satu buah pisang. Atau potongan timun dan wortel saja. Bukan bekal ideal memang. Sampai kemudian si Embak dengan rajin mengecek bekal, dan meminta bekal lebih lengkap. Setelah saya selidiki, ternyata ada program "Raja dan Ratu Sarapan" setiap hari di sekolah. Ibu guru yang punya ide. Setiap hari, dipilih satu anak lelaki dan perempuan pemilik bekal terlengkap dan tersehat untuk menjadi ratu dan raja sarapan. Beliau yang mengecek isi bekal anak-anak dan menentukan bekal siapa paling sehat dan berhak menyandang raja ratu sarapan.

Cara ini efektif. Setidaknya bagi si Embak. Dia tahu makanan apa saja yang boleh masuk di dalam bekalnya agar terpilih jadi ratu. Yakni yang mengandung karbohidrat, protein, sayur, buah, dan miskin lemak. Mau tak mau, saya pun ikut memperhatikan isi bekalnya. Selama berada di kelas satu SD itu, alhamdulillah beberapa kali Embak terpilih jadi ratu. Suatu cara jitu yang bisa dijadikan contoh agar anak terbiasa makan makanan sehat, bukan?

4 comments:

  1. Hmmm.... jadi ingat cerita tentang MOMO (novel kisah nyata anak Jepang jilid pertama dengan tokoh utama MOMO dan ditulis sendiri oleh Tetsuko Kuronayogi a.k.a MOMO) yang mengharuskan muridnya setiap hari membawa bekal "sesuatu dari laut dan sesuatu dari gunung". Istri Kepala Sekolah setiap pagi mengecek bekal semua murid sambil membawa masakan "sesuatu dari laut dan sesuatu dari gunung" miliknya dan memberi murid yang tidak lengkap membawa menu sarapannya.

    ReplyDelete
  2. ah... si Totto-Chan, ya... Sungguh kisah yg mengesankan sekali, ya Mbak Lily..:)

    ReplyDelete
  3. Jadi ingat Tomoe gakuen di Totto chan. Izin share mbak, bagus bgt :)

    ReplyDelete
  4. Silakan. Semoga bermanfaat, ya...:)

    ReplyDelete

matched content: