Monday, March 5, 2012

El Reda, Nasi Libanon Berlin

Pengalaman berwisata dipertengahan bulan lalu akhirnya menyeret kami ke salah satu pojok ibu kota negara Jerman, Berlin. Sahabat kami betul-betul semangat mengajak ke salah satu restoran favorit keluarga mereka. El Reda nama tempatnya, sebuah restoran Libanon yang cukup terkenal dikalangan orang-orang Indonesia karena sebutan nasi Libanonnya, seperti yang diberitakan di postingan lalu.


Sesampainya di sana, kami langsung disuruh memilih menu yang terpampang jelas di bagian muka restaurant. Bingung melihat banyak sajian, sahabat merekomendasikan beberapa menu sesuai selera kami. Setelahnya kami langsung menerima sebuah alarm, jika alarm itu nyala pertanda pesanan sudah siap dan bisa diambil di depan, tempat memesan tadi.

alarm nyala, tanda pesanan sudah siap
Beruntung sahut teman kami, restauran cukup lenggang hari itu, biasanya penuh dan kadang harus menunggu dan antri cukup lama. Tempatnya sangat luas, dan banyak meja-meja besar yang diperuntukan  keluarga atau sebagai kumpul-kumpul grup. Gak beberapa lama kemudian pesananan pun sudah siap diambil di tempat pemesanan.

Daging sapi bumbu schawarma, adalah nama hidangan di atas. Sengaja memesan ini  sebagai tandingan nasi libanon yang ada di Aachen. Nasinya adalah nasi basmati yang dimasak biasa tanpa bumbu khusus, dibagian atasnya terdapat nasi kuning yang mungkin dimasak menggunakan safron/kuma-kuma (bumbu masak berwarna kuning, merupakan serbuk sari dari tanaman Crocus, biasanya harganya cukup mahal). Teman menyarankan untuk mencampurkan mentega dengan nasi supaya terasa lebih gurih. Salatnya terdiri atas tomat, kol, dan potongan beet merah. Dagingnya sangat-sangat guriih sekali, saya pun tak kuasa menghabiskannya dalam porsi yang cukup besar seperti itu. Dalam hal porsi nasi libanon Aachen kalah telak.

Hidangan berikutnya merupakan sajian favorit keluarga sahabat, yakni Kubideh, nasi dan sate daging kambing cincang. Nasinya sama dengan nasi dihidangan pertama hanya dagingnya aja yang berbeda. Daging cincang panggang, bumbunya terasa enak, gurih, padat dan kenyal. Betul-betul enak, tak begitu terasa bau kambing. Disajikan bersama tomat panggang. Selain itu beberapa pendampingnya berupa lalapan dan sambel super pedas. Saya pun lebih menyukai hidangan yang ini ketimbang yang pertama tadi. Harganya pun relatif cukup murah yakni 5,5 euro saja dan yang pasti halal. Minuman hangat berupa teh disediakan gratis.

lalapan berupa daun petersilie, lobak merah, bawang bombay, acar cabe, daun mint, daun basilikum, dll
sambal pedas


No comments:

Post a Comment

matched content: