Sunday, February 1, 2015

Piknik di Musim Salju

"Hah, piknik di luar? Ketika suhu udara gak jauh dari titik beku? Ketika keluar rumah serasa berada dalam kulkas raksasa?"


Pertanyaan itu sudah pernah saya ajukan sebelumnya. Saya, yang berasal dari bumi Khatulistiwa, awalnya tak bisa membayangkan aktifitas seperti itu di musim dingin.

Namun kenyataannya Allah menciptakan tubuh manusia yang bisa tahan dalam kisaran suhu tertentu. Bahkan sampai suhu minus puluhan derajat sekali pun. Saya pernah menonton sebuah reportase di televisi. Tentang kehidupan orang di Siberia. Seorang lelaki mengatakan, ia masih mampu bekerja di luar ruangan sampai suhu - 50°C. Mashaa Allah.

Dan itu saya rasakan sendiri. Setelah sekian lama tinggal di belahan bumi utara yang mengalami empat musim, tubuh saya mulai tahan berlama-lama dalam cuaca dingin. Termasuk mulai bisa menikmati piknik outdoor, di tengah hamparan salju. Syaratnya, pakai baju yang sesuai, ya. Jaket tebal khusus musim dingin, sepatu boot, dan sarung tangannya juga tebal. Dengan pakaian yang sesuai, kita bisa tahan kok berlama-lama di tengah udara dingin.

Biasanya orang piknik ketika melakukan olah raga musim dingin, atau ketika hiking di musim dingin. Kami juga demikian. Sambil belajar main ski dan tobogganing, olah raga musim paling populer di sini, kami bawa bekal.

"Emang di sana gak ada yang jual makanan?"

"Ada dong."

"Tapi kan lebih enak bawa sendiri. Yang udah jelas rasa dan halalnya. Kalau beli paling cuma bisa makan kentang goreng atau pasta atau pizza. Kalau bawa sendiri bisa makan nasi pakai sambal. hehehe. Murah meriah, pula."

Seperti minggu lalu, tiba-tiba kami mendadak memutuskan pergi ke Hellenthal, tempat main ski kira-kira sejam dari rumah. Saya langsung masak seadanya. Masak nasi dan goreng telor dadar. Ada bakwan goreng, dimasukkan juga ke dalam bekal. Tambah sambal terasi. Bawa nasi dan lauknya di dalam rantang tahan panas. Pas kami makan di siang hari, nasinya masih hangat.

Orang Jerman sendiri juga banyak yang piknik di tengah hamparan salju. Saya lirik, mereka makan potongan buah dan sayur. Seperti pisang, apel, pear, wortel, serta menitum. Juga makan sandwich. Makanan seperti ini memang praktis. Gak perlu pakai sendok. Kalau kami, nasi tetap makanan pokok. hehehe.

Kata orang Jerman, frische Luft macht hungrig. Udara segara membuat kita lapar. Benar juga. Enak banget makan di luar, ngampar, gak pakai alas apa-apa. Duduk di atas salju. Nyammmm.

4 comments:

matched content: