Thursday, July 30, 2015

Wisata Pantai Glagah dan Pantai Congot

Saat berlebaran saat berkumpul dengan keluarga, saatnya berkangen-kangenan karena ada beberapa anggota keluarga yang hanya bisa bertemu setahun sekali, di saat lebaran saja, biasanya karena sibuk dan jarak yang jauh dari kampung halaman.
Lebaran juga menjadi ajang reuni, berkumpul dan bersendang gurau bersama sahabat atau teman jaman kecil atau jaman sekolah dulu.

Tak terkecuali, keluarga dbento, sebenarnya saat lebaran kami berempat sedang ada di Indonesia semuanya. Hanya di 4 tempat yang berbeda, satu di depok, satu di purworejo, satu di yogya dan satu lagi di jember. Walau saling merindukan ingin bertemu, apa daya terpaut jarak juga yang memisahkan. Mencocokan jadwal satu dengan yang lain juga tidak mudah, karena saat lebaran, sibuk dengan keluarga besar masing-masing.
Hanya saya yang berdekatan dengan ima di yogya, jarak Purworejo Yogyakarta 60 km pun di tempuh ima 2 kali lebih lama karena macet saat lebaran. Semangat yang ada pada kami, saling merindukan, hingga jarak dan waktu tempuh yang menjadi tidak sebentar juga rasa capek yang amat sangat tidak menjadi penghalang untuk bertemu.
Setelah bersilaturahmi dengan keluarga dan mencicipi kue-kue khas lebaran, kami mohon pamit untuk berjalan-jalan kepada ibu. Kami berencana berkeliling di seputaran purworejo saja.
Pantai Glagah



Ima dan mas Elton sudah siap menjadi pemandu kami berjalan-jalan, karena begitu kami duduk, mobil langsung meluncur menuju pantai.
Pantai yang akan kami tuju tak jauh dari rumah ibu mertua, berada di antara Purworejo, Wates dan Yogyakarta. Namanya pantai Glagah, berada di desa Glagah, kecamatan Temon Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta. Pantai Glagah merupakan tempat wisata yang menjadi idola di kulonprogo dan sekitarnya, karena ada anjungan pemecah ombak, yang sering di pakai untuk berfoto berlatar matahari terbenam.  

Sebelum berjalan-jalan di sekitar pantai, kami menyempatkan diri makan siang bersama dan saling melepas rindu. Ima dengan sigap mencari tempat makan yang menjual ikan laut yang masih segar, karena banyak juga warung atau resto di sekitaran pantai yang menjual ikan laut namun tidak segar.

Terpilihlah ikan surung goreng dan ikan kakap bakar juga lalaban mentah beserta sambalnya sebagai menu makan siang kami. Minumnya kami memesan kelapa muda segar sedang ima dan mas Elton memesan teh manis.


ikan kakap bakar

ikan surung goreng

Perut kenyang hati pun senang, kami lanjutkan jalan-jalan di seputaran pantai. Disaat dan musim liburan, pantai ini ramai sekali di kunjungi orang, seperti siang ini.

Tak hanya pantainya saja, anjungan permainan di seputaran pantai pun ramai, mulai dari bebek-bebekan yang di kayuh, kolam renang buatan untuk anak dan lain-lain.
Selain itu, muara sungai di sebelah pantai glagah di pakai beberapa nelayan untuk sarana rekreasi dengan menyewakan kapal-kapalnya. Harga yang di tawarkan pun tidak mahal, cukup dengan 5000 rupiah saja perorang untuk berkeliling naik kapal, satu kapalnya bermuatan sekitar 20 orang.
berkeliling naik kapal
.
Setelah naik kapal berkeliling seputaran muara sungainya, kami melanjutkan perjalanan. Kali ini pantai congot yang letaknya tak jauh dari pantai Glagah. Pantai ini relative sepi, hanya kami berempat dan 2 orang pengendara sepeda motor saja. Menurut saya, lebih asyik di pantai congot untuk berfoto atau hanya sekadar bermain pasir. Selain lebih sepi, pasirnya pun lebih bagus, lebih hitam, lebih bersih dan mengkilap terkena sinar matahari, karena itu pasirnya dinamakan pasir besi.

pasir Pantai Congot
Setelah puas berfoto dan bermain pasir, ima mengantarkan kami pulang. Dalam perjalanan, kami berdua sempat berkhayal, andaikan kami berempat bisa berekreasi bersama seperti di Aachen dulu…. Ehm…. Semoga tak cuma khayalan, tapi menjadi doa yang akan segera terkabulkan… aamiin…


No comments:

Post a Comment

matched content: