Thursday, September 17, 2015

Memanfaatkan Sisa Dapur untuk Berkebun

Berkebun tomat di rumah
Tomat, ditanam dengan tanah kompos
Setiap kali memasak, ada saja sisa bahan makanan yang kita hasilkan. Apalagi yang rajin memasaknya. Pastinya lebih banyak sisa bahan makanan yang dibuang. Misalnya saja kulit buah atau sayur, sayur layu tak bisa dipakai lagi, dan sebagainya. 


Selain itu, kadang masih ada sisa makanan yang tidak habis, tidak termakan, basi, dan sebagainya. Dari pada terbuang percuma, bagaimana kalau sisa-sisa makanan dari dapur itu kita daur ulang. Hasilnya bisa kita manfaatkan untuk berkebun. Ini buat yang hobi atau demen berkebun, sih. 

Beberapa tahun ini, saya sudah mulai mempraktekkan hal ini. Ide awalnya sih agar hemat membayar biaya sampah. Hidup di sebuah desa di Jerman, ada dua macam sampah yang harus kami bayar, sampah campur dan sampah organik. 

Menanam daun basil
Daun Basil dan Kemangi dalam Pot
Kalau sampah campur, sifatnya wajib. Semua pemilik rumah atau gedung apartemen wajib memiliki tempat sampah campur, lalu membayar retribusinya tiap tri wulan ke pemerintah setempat. Sedangkan, sampah organik, jika kita bisa menunjukkan bahwa kita bisa mengolah sampahnya sendiri, maka kita tidak wajib membayar biaya sampah ini. Nah kami ingin mengolah sampah organik kami sendiri.

Di rumah, sumber penghasil sampah organik ada dua. Kebun itu sendiri. Sampahnya berupa hasil potongan rumput, daun-daun, sisa-sisa tanaman,serta ranting dan dahan pohon yang kami pangkas. Ini penyumbang terbesar sampah domestik kami. Sedangkan sampah dari dapur tidak terlalu banyak. Akan tetapi, jika dikumpulkan, jumlahnya lumayan siginifikan. 

Keuntungan mendaur ulang atau mengolah sampah dapur sendiri ada beberapa. Misalnya saja:

- Mengurangi sampah. Buat saya juga bisa mengurangi biaya pembuangan sampah 
- Ramah lingkungan. Karena jumlah sampah berkurang, maka hal ini baik bagi lingkungan kita
- Menghasilkan kompos atau pupuk atau pestisida alami bagi tanaman di kebun kita
- Dalam skala besar, bahkan sampah dapur dan sampah organik yang diolah bisa menghasilkan gas methan yang digunakan untuk bahan bakar kompor gas. 

Tuh, kan. Banyak juga manfaat yang bisa kita peroleh dengan memanfaatkan kembali sampah dari dapur kita. Ada beberapa cara untuk memanfaatkan kembali sampah dapur kita untuk berkebun:

1. Membuat Kompos

Ini mungkin cara umum memanfaatkan sisa buangan dapur. Orang pasti sudah mengenal kompos. Membuat kompos relatif mudah. Tetangga saya di kampung dulu suka menggali lubang dengan diameter kira-kira semeter. Lalu diisi dengan sampah organik dari daun-daun hasil menyapu di halaman maupun sisa buangan dapur. Setelah penuh lubangnya ditutup.

wadah kompos
Wadah Pengomposan
Jika lahan di rumah terbatas, kompos masih bisa dibuat. Bisa menggunakan ember khusus atau dibuat sendiri. Caranya pembuatan komposter sederhana ini sudah tersebar di internet. Termasuk aneka tips bagaimana agar bau komposter tidak tersebar kemana-mana.

Saya sendiri memilih sebuah alat thermal komposter. Diletakkan jauh di halaman belakang. Sebenarnya hanya berupa wadah plastik seukuran kira-kira 80 cm x 80 cm dengan tinggi satu meter. Bagian bawahnya bisa dibuka untuk mengeluarkan kompos yang telah matang.

Pemakaiannya mudah saja. Sampah organik dari dapur atau dari kebun dan halaman, tinggal dimasukkan ke dalamnya. Biarkan saja selama beberapa bulan. Kalau mau proses pengomposan lebih cepat, bisa ditambahi bakteri serta dilapisi tanah tipis. Bakteri tersebut di sini jual sebagai schnell komposter.

Sisa-sia bahan makanan di dapur biasanya saya kumpulkan dahulu di wadah plastik kecil sebelum dimasukkan ke dalam komposter. Proses pengomposan di sini, karena musim panas relatif pendek, agak lama. Kalau di Indonesia 3 - 4 bulan sekali bisa panen kompos, maka saya butuh waktu kira-kira 9 bulan.

Kompos ini lalu saya campur dengan pupuk kandang, yakni kotoran kuda. Lumayan buat memupuk dan menanam beberapa tanaman. Tomat, cabe, kemangi, jagung, sampai labu kami hasilkan, dengan media tanam kompos dan tanah. Kalau beli di toko harga kompos sekarung 40 liter, di sini bisa mencapai seratus ribu rupiah.

2. Pupuk Organik dari Sisa Mencuci Beras

Ini saya ketahui dari seorang teman blogger. Katanya, air bekas cucian beras jangan dibunag begitu saja. Siram ke pot tanaman atau ke pohon-pohon. Menurut beliau, pohon avokadnya subur disiram air cucian beras ini. Sebenarnya tidak hanya cucian beras saja yang bisa digunakan sebagai pupuk alami. Air sisa mencuci daging, ayam, atau ikan pun bisa dimanfaatkan. Demikian pula dengan sisa rebusan telur. Jika tidak digunakan untuk pupuk, sisa-sisa air cucian ini saya masukkan ke dalam kotak pembuatan kompos.

3. Pestisida Alami dari Kulit Telur

Beberapa waktu lalu di grup-grup media sosial ramai tentang pemanfaatan kulit telur. Ia bisa dimanfaatkan sebagai pestisida dan pupuk alami. Kulit telur mengandung kalsium. Saya pun sering memanfaatkan kulit telur ini.
Kalau sedang rajin dan ada waktu, kulit telur tidak saya buang. Saya kumpulkan dalam wadah. Diamkan beberapa hari. Agar kulit dan sisa-sisa telurnya mengering. Kalau belum kering, katanya bisa berjamur. Lagi pula kalau kering menggilingnya lebih mudah. Karena skala kecil, saya pakai gilingan (morser) kayu mini saja. Sekali giling bisa untuk 2 kulit telur. Setelah lumayan halus, saya simpan di wadah lainnya. Jika butuh, tinggal taburkan ke tanah atau tanaman yang mau dilindungi.

4. Ampas Kopi

Ampas kopi memiliki bermacam kegunakaan. Ini sudah pernah saya tulis di sini. Salah satunya bisa dimanfaatkan oleh pemilik hobi berkebun. Selain untuk pupuk, ampas kopis ynag sudah dikeringkan bisa digunakan untuk menghalau hama tanaman.

Yuk, kita manfaatkan sisa atau sampah organik dari dapur !



15 comments:

  1. waaah.. manteb mbak!
    selama ini baik saya maupun istri kalau ada sisa-sisa dapur langsung main buang aja
    selain karena belum tau juga karena malas, hehe
    semoga ke depannya nanti banyak rumah-rumah tangga yang mengaplikasikan ide ini untuk kehidupan generasi setelah kita setelah kita yang lebih baik
    insya Allah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. In shaa Allah... semoga demikian, ya. Lumayan banget buat mengurangi sampah.

      Delete
  2. Tips-nya keren. Senang berkunjung ke blog bagus ini. Siap mencoba tips-nya mbak

    ReplyDelete
  3. Subhanallah, kalau Rajin InsyaAllah nggak yang terbuang percuma ya mbak. Air wudhu bisa ditampung buat nyiram bunga atau sayur. InsyaAllah tumbuh subuh dan nggak perlu buang air. tomatnya seger seger

    ReplyDelete
    Replies
    1. He-eh.. butuh kemauan doang, Zulfa... :) Yup.. alhamdulillah tahun ini hasil kebun tomatku melimpah.

      Delete
  4. Wah, ternyata banyak sisa olahan dr dapur yg bsa dimanfaatkan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyah... gak perlu pakai cara ribet, lagi...

      Delete
  5. Beberapa udah saya praktekkan, seperti misalnya soal air beras itu. Tapi beberapa yang lain belum kepikiran, mungkin bisa saya coba juga untuk pupuk organik. Kebetulan sejak kecil sudah suka berkebun sih :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sip.... berkebun sangat mengasyikkan, ya...

      Delete
  6. wah bener bermanfaat sekali kalo kita bisa mengoblahnya

    ReplyDelete
  7. Waaah, asyik, seru, dan hemat di kantong. Seandainya bisa nyoba sendiri

    ReplyDelete
  8. Ini nih, artikel yang saya cari-cari...
    Sedang belajar berkebun juga di sepetak tanah sempit di belakang rumah.
    Tips bikin komposnya saya praktekkan ya...
    Terimakasih infonya :-)

    ReplyDelete
  9. Wah, keren nih. Ibu-ibu tetangga dirumah perlu dikasih tau yang seperti ininih. :D

    ReplyDelete
  10. Wah kereen, iya mbak, kalau air sisa cucian beras biasanya buat nyiram tanaman :)

    ReplyDelete

matched content: