Tuesday, September 1, 2015

Wisata kuliner di Ranah Minang

Hidangan di restaurant padang
Hidangan di restaurant padang
Setelah berkunjung ke Minangkabau, apa yang saya ketahui sebelumnya tentang kuliner padang ternyata tidak seberapa. Rendang, gulai, aneka balado, itu mah biasa aja. Yang luar dari biasa, tentunya ada di liputan ini tentang kuliner sumatera barat, yang popular dengan sebutan ranah minang.

Kalau makan di restaurant padang di jakarta, minimal ada 25 jenis hidangan dalam piring-piring kecil ditumpuk di meja makan (seperti foto di atas). Tapi kuliner yang saya temui langsung di Padang lebih beragam lagi termasuk salah satunya adalah hidangan-hidangan ikan dari danau dan laut. Tak hanya itu rasanya pun benar-benar lezat.


Bisa dikatakan ini kali pertama saya menjelajah Indonesia. Sudah sering traveling namun di negara sendiri malah jarang. Padahal alam di Indonesia cukup terkenal keelokannya. Baru kali ini kami punya kesempatan untuk keluar dari pulau jawa dan menjelajah setitik bagian Indonesia, berkenalan dengan alamnya yang indah, dan juga kulinernya yang luar biasa ragamnya.

Padang, kota tujuan kami. Berangkat dengan menggunakan pesawat murah meriah kami tiba di bandar udara internasional Minangkabau. Ketika itu pesawat berangkat sesuai dengan yang dijadwalkan meski maskapai yang kami pakai, terkenal dengan budaya molornya (you know what I mean). Niat utama kami adalah silaturahmi dengan keluarga si uda mumpung ketika itu masih suasana lebaran, mengajak refreshing ibu, selain memperkenalkan saya akan budaya, kuliner dan keindahan alam sumatera barat.

Kami tinggal selama 4 hari. Hari pertama kami menginap di rumah tante di Padang, hari ke dua kami menuju Maninjau dan menginap semalam di tempat sepupu di Galapung. Hari ke 3 kami kembali ke Padang lewat bukit tinggi dan hari berikutnya pelesiran mengelilingi danau singkarak. Selama di sana kami diantar jemput oleh om, senang banget serasa punya kaki dan navigasi. Berkat om, dan sepupu kami febi, kami bisa menjelajah sebagian dari sumatera barat, mengelilingi dua danau terbesar di sumatera barat, yang keindahannya akhirnya terbukti dengan mata kepala sendiri. Yang lebih menakjubkan adalah keragaman kulinernya seperti yang akan dibahas berikut ini. *Terimakasih om dan febi.


Jajanan kaki lima


Goreng udang di pantai Padang
Goreng udang di pantai Padang

Jajanan kaki lima yang belum pernah saya coba salah satunya adalah goreng udang ini. Sejejeran udang yang ditusuk seperti sate, diberi tepung dan digoreng renyah ini bisa ditemukan di pinggiran pantai di kota padang. Rasanya enak kriuk-kriuk gurih, meski ibu complain kalau udangnya tidak terlalu segar. 


Goreng kepiting garing renyah
Goreng kepiting garing renyah
Selain itu ada juga kepiting yang digoreng garing. Dari bentuknya sepertinya kepiting rajungan, tapi kami tidak berani memakannya. Sebelum disajikan dan disantap, gorengan ini akan di goreng kembali oleh si penjual.

Masih di deretan pantai ini juga kami lihat ada yang jual pisang bakar. Ngiler banget lihatnya. pisangnya katanya pisang batu, mirip dengan pisang kepok yah. Yang dipesan pisang bakarnya diberi topping messes dan keju, ada juga yang cuman diberi gula dan parutan kelapa.

rempeyek ikan di tiku
keripik ikan

Kami sempat mampir juga di Tiku. Katanya pantainya lumayan bagus. Di sana kami mencoba keripik ikan yang mirip dengan rempeyek. Tepungnya yang dibuat tipis mirip dengan kulit lumpia yang digoreng garing. Bentuknya tipis-tipis bulat, dengan ikan kecil dan kadang udang kecil di atasnya. Keripik renyah dan gurih ini menjadi cemilan kami ketika perjalanan menuju danau kedua terbesar di Sumatera barat, yakni Maninjau

Selama berkendara, terlihat dipinggir jalan banyak yang menjajakan jajanan dengan kerupuk. Kata febi yang jadi pemandu perjalanan, itu kerupuk kuah, yang diberi bumbu kacang dan disajikan bersama mie. Tapi karena sambil lalu jadinya gak bisa coba.


wisata kuliner di padang
lemang pisang di Padang kota

Jajanan lainnya tentunya yang sudah terkenal seperti lemang dan bingka atau bika. Berharap ingin lihat cara memasak lemang yang cukup unik, yakni dengan cara dibakar dalam bambu. Sayangnya belum kesampaian. Lemang yang ini dibelikan tante di Padang kota, rasanya enak sekali ketan yang dipadukan dengan pisang, rasanya tidak terlalu manis.


wisata kuliner di padang
Bika Padang

Mba ira seperti nya sudah pernah bahas juga mengenai kue bika,  ketika perjalanan mudik sebelumnya. Awalnya bingka itu saya pikir bika ambon, pas sudah mau disantap, baru nyadar ternyata bingka itu berbahan utama tepung beras dan parutan kelapa. Rasanya manis.


Kacang lawang

Ibu senang sekali bisa menemukan kacang ini. Katanya kacang tanah yang enak hanya dari lawang sini. Cara memasaknya menggunakan pasir. Di jalan menuju puncak lawang banyak sekali yang menjual kacang ini di bungkus dalam plastic transparent. Selain itu banyak juga yang menjual labu. Mungkin labu sini rasanya enak-enak yah.

Lain halnya di jalanan sekitar solok, pemandangan pematang sawah diselingi dengan kios yang menjual buah seperti marquisa yang dibungkus memanjang, labu dan juga bengkuang. Kata ibu, beras dari solok rasanya enak.


Hidangan rumah makan

lauk dendeng balado, aneka gulai dan sambal
nasi kapau dengna lauk dendeng balado, aneka gulai dan sambal 
Makanan seperti nasi kapau dan sate padang wajib banget dicicipi. Tapi harus tahan pedas tentunya. 

gulai usus, jengkol balado
nasi kapau dengan lauk gulai usus, jengkol balado
Definisi saya untuk nasi kapau adalah nasi rames ala padang, yang terdiri atas nasi dan lauk pauk beserta kuah dan sambal yang diramu dalam sebuah piring. Ketika itu kami cukup menyebutkan lauk yang kami inginkan, sisanya ditambah dan diracik oleh penjualnya. Rasanya enak banget, kalau bisa rasanya ingin banget dibungkus dan dibawa ke Jerman.

sate padang mak syukur
sate padang mak syukur dengan kerupuk kulit atau jangek
Sate padang yang kami cicipi berkuah kuning, katanya sih terkenal banget di sana. Sayangnya saya tidak terbiasa dengan bumbu yang terlalu kental, jadi berasa seperti jamu, kebanyakan bumbu. Tapi dagingnya enak dan si uda bisa sepuasnya makan sate padang yang bukan daging yakni jantung, usus dan lidah. Sate padang disajikan bersama dengan kerupuk jangek/kulit segede gaban.

Hidangan otentik Maninjau


Aih kesannya asli banget yah masakan rumahannya hehehe… Tapi saya pakai istilah ini karena memang hidangannya asli menggunakan bahan-bahan yang ada di sana. Rumah bang Wan yang kami inapi, berada tepat dipinggir danau maninjau yang dikelilingi oleh tebing gunung serupa mangkuk raksasa. Udara disana sangat sejuk dan pemandangan sekitar danau sangat indah. Chef rumah bang wan adalah uni ceni, yang memasak aneka ragam hidangan maninjau yang lezat.

wisata kuliner maninjau gulai pakis
Gulai pakis dan pensi

Sebagian besar hidangan yang disajikan tersebut baru pertama kali itu saya cicipi. Bahan utamanya berasal dari sekitar danau Maninjau. Ada gulai pakis yang dimasak dengan pensi, Pakis atau pucuk pakunya didapat dari hutan dan pensi, sebutan untuk kerang kecil air tawar, dipanen dari danau. 


Perkedel rinuak, garing gurih enak
Perkedel rinuak, garing gurih enak

Selain itu ada ikan nila bakar yang ditangkap segar dari danau, palai ikan rinuak, yakni ikan kecil-kecil seperti ikan impun yang dipepes, dan dibungkus menggunakan daun kunyit. Ikan ini bisa juga di buat perkedel rinuak. 


balado ikan bada yang diasap
balado bada basiak
Ikan lain yang terkenal dari maninjau adalah ikan bada, yang diasap bernama bada masiak, biasanya dibuat balado. Saya lebih suka ikan bada segar yang di goreng garing. Kalau gak malu bisa habis sepiring dicemilin kayaknya hehehe…*untung masih punya malu. Ikan bada ini masih bisa kelihatan dipinggir danau berenang-renang bergerombol.

Ada juga masakan yang bernama palai ikan asam durian, berupa hidangan ikan yang seperti di pepes tapi menggunakan sambal unik terbuat dari durian yang diasamkan. Baru kali ini juga saya mencobanya, rasanya memang unik berbau durian tapi pedas dan gurih. Jika panen durian terlalu membludak, mungkin ini salah satu cara supaya tidak membuatnya mubazir, yakni mengubahnya menjadi hidangan lain. Durian yang dagingnya sudah dipisahkan dari kulitnya ini didiamkan pada suhu ruang dalam wadah tertutup selama berapa waktu bisa hingga satu minggu , sampai duriannya berasa asam.

Ulasan wisata kuliner berikutnya adalah hasil jalan-jalan di pasar tradisional di maninjau, bukit tinggi  dan pasar ombilin yang tak kalah uniknya. Tapi akan di bahas di postingan berikutnya, klik di lin berikut ini tuk lihat psotingannya: melirik pasar tradisional di maninjau, bukit tinggi dan singkarak

6 comments:

  1. Onde mande buek paruik awak keroncongan se...

    ReplyDelete
    Replies
    1. waduh gak ngerti hehehe.... ayo mas sis ke padang lagi biar gak keroncongan

      Delete
  2. Kalau ingat bada masiak pasti ingat masakan ibu waktu kecil dulu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah asli dari minang yah. makasih dah mampir :)

      Delete

matched content: