Sunday, November 29, 2015

Resep dan Cara Membuat Bakwan Kentang Jerman Atau Reibekuchen


Di Jerman, kentang termasuk komoditi murah meriah. Dan selalu tersedia di pasaran. Baik supermarket, pasar-pasar tradisional, kios-kios khusus penjual sayur dan buah, atau bisa dibeli langsung di petani. Kalau abis musim panen kentang, orang bisa mungut sisa-sisa kentang di ladang kentang. Gratis. Kentang yang ukurannya kecil-kecil sering kali tidak terpungut oleh mesin pemanen kentang. Sekali mungut, bisa dapat berkilo-kilo.

Menurut sebuah data stastistik di koran (data tahun 2012), rata-rata setiap orang Jerman makan hampir 61 kilogram kentang setiap tahunnya. Mereka makan kentang seperti orang Indonesia makan nasi. Dimakan setiap hari. Sehari bisa dua kali makan kentang. Kalau makan pakai lauk, kentang bisa digoreng, direbus, atau dikukus. Harga kentang 2,5 kilogram sekitar Rp. 30.000,-. Kala sedang murah banget, pernah harganya sepuluh kilo hanya Rp. 45.000,-. Meski Jerman sendiri menghasilkan 10 - 11 juta ton kentang setiap tahunnya, mereka masih mengimpor. Misalnya dari negara tentangga, Perancis.

Selain kentang mentah, aneka produk olahan kentang pun tersedia. Baik berupa makanan beku, hingga produk-produk makanan kering dan siap saji. Kroket, rosti, kentang goreng, keripik kentang, bubur kentang (Kartoffelpuree), dan makanan olahan dari kentang yang disebut Reibekuchen atau Kartoffelpuffer. Saya terjemahkan bebas sebagai bakwan kentang atau pancake kentang saja, ya. Kalau keripik kentang, disuka banyak orang. Cemilan teman nonton televisi favorit keluarga. 

Reibekuchen termasuk penganan populer di Jerman. Kalau ada keramaian seperti pasar malam, pasar tradisional, festival, pasar natal, dsb, makanan ini sering kali kami temukan. Dijualnya seringnya kali bukan per biji. Melainkan satu porsi tiga Reibekuchen. Ia dimakan dengan saus.

Yang biasa kami temukan sausnya adalah Äpfelmuss. Mirip selai apel, rasanya manis. Jadi gurih plus manis. Ada yang memakannya dnegan roti, ada pula yang pakai saus gurih. Kami pilih makan bakwan kentang dengan cabe rawit atau cocol sambal botolan. Lebih cocok buat lidah kami.

Keluarga kami penggemar Reibekuchen. Dulu sering beli adonannya di supermarket. Adonan mentah yang diawetkan. Seperti adonan bakwan sayur mentah. Disimpan dalam wadah plastik. Isi 1,5 liter. Atau saya beli Reibekuchen setengah matang yang dibekukan. Dua-duanya sama-sama enak.

Akan tetapi, setelah belajar sendiri cara membuatnya, dan ternyata tidak susah, maka sekarang saya lebih suka membuat sendiri from scratch. Semua bahannya pun mudah didapatkan. Dari kentang mentah. Lebih alami, dan semua bahannya kita tahu sendiri.

Selain keripik kentang, bisa dibuat bakwan
Reibekuchen
Resep Reibekuchen

Bahan:
- 1,5 kg kentang
- 3 butir telur
- 3 biji bawang daun atau satu bawang bombay besar. Resep aslinya memang pakai bawang bombay
- 4 - 5 sdm tapioka atau tepung kentang atau tepung jagung

Bumbu:
- Merica dan garam sesuai selera
- Penyedap rasa jika suka

Proses Pembuatan:
1. Kupas kentang, masukkan dalam wadah berisi air agar kentang tidak cepat teroksidasi.
2. Kentang yang sudah dikupas, kemudian diserut. isa pakai serutan manual. Atau bisa pakai food processor yang memiliki serutan.
3. Setelah diserut, kentang diperas, untuk mengurangi air kentang. Tujuannya agar kentang tidak mudah teroksidasi sehingga berubah warna menjadi kecoklatan. Sebaiknya memerasnya cepat.
4. Masukkan tepung tapioka, telur, merica, garam. Aduk-aduk hingga rata. Rajangan daun bawang dimasukkan terakhir. Demikian juga jika pakai bawang bombay. Dimasukkan terakhir. Bawang bombay diserut juga dnegan serutan manual.
5. Goreng adonan Reibekuchen. Apinya sedang saja. Masukkan sesendok adonan ke minyak goreng. Pipihlan dengan spatula. Goreng hingga kuning kecoklatan. Hidangkan.

Selamat ngemil!



5 comments:

  1. hmm kayaknya enak mbak... resepnya beda dengan yang dulu yah mbak. yang dulu pakai terigu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa, enakan yang pakai tapioka, Li.

      Delete
    2. Iyaaa, enakan yang pakai tapioka, Li.

      Delete
  2. ras akentang di jerman sama di asia tapi kayaknya cukup beda ya...
    *catat resep*

    ReplyDelete

matched content: