Wednesday, November 30, 2016

Kitchen Town Kappabashi Street, Pusat Belanja Peralatan Dapur Tokyo

Kotak bento lucu
Menyusuri jalanan kota Tokyo, serasa menyusuri tempat-tempat belanja yang seperti tiada ujung. Seminggu di Tokyo, acaranya belanja-belanja. Meski belanjaannya pernak-pernik dan barang remeh temeh. Tetap saja, di kota ini kok saya jadi pengen belanja. 

Setelah puas mengunjungi berbagai tempat yang menjual peralatan bento, saya pun kemudian ke tempat yang emak-emak banget. Sebuah kota dapur bernama Kappabashi Street di dekat Asakusa.

Perkenalan saya dengan Kappabashi kitchen town terjadi secara tak sengaja. Suatu sore, saya dan Lia berjalan-jalan ke Asakusa. Ketika menyimak peta rumah makan halal di wilayah in, eh nemu posisi kitchen town. Berhubung sudah sore, maka kami gak sempat ke sana. Waktu kali kedua ke tempat ini, saya juga tetap kesorean. Rupanya pukul lima sore, sebagian besar toko tutup. Gak asik dong kalau jalan-jalan dan tokonya pada tutup. Maka saya putuskan untuk berkunjung sekali lagi. Sengaja di siang hari. 

Keramik bermotif cantik
Dan ternyata saya menyesal udah ke sana. Menyesal, karena gak punya waktu lebih lama buat mengeksplor tokonya satu per satu. hehehe. Jam buka resmi toko adalah pukul 09.00 - 17.00. Hampir semua toko buka hari Senin hingga Jumat. Hari Sabtu, sekitar 90 persen toko buka. Sedangkan hari Minggu, hanya sekira 30 persen toko saja yang buka.

Kappabashi douri memang bukan destinasi wisata utama kota, pun bukan destinasi belanja turis. Di sini, saya lebih banyak melihat warga lokal berbelanja. Gak mengherankan juga, sih. Kabarnya ada sekitar 80 ribu rumah makan di Tokyo dan sekitarnya. Dan belanja perlengkapan dapurnya di sini. Sehingga tempat ini menjadi salah satu pusat penjualan peralatan dapur terbesar di dunia. Tempat ini mulai menjual peralatan bekas sejak tahun 1912. Lalu berkembang menjadi seperti sekarang ini.

Halte terdekat dengan jalan ini adalah halte subway Tawaramachi. Akan tetapi, agar tak memutar, saya turun di halte Iriya. Baru pulangnya lewat Tawaramachi. Jalannya sendiri memiliki panjang kurang lebih 800 meter. Di kedua sisi jalan berdiri toko-toko besar kecil. Jumlahnya lebih dari 150 toko. Ada pula toko yang letaknya agak masuk ke dalam gang-gang lebih kecil. Setiap berapa meter, terdapat penyeberangan. Kalau di seberang terlihat ada toko menarik, saya datangi. Jadi bolak-balik nyeberang jalan.

Toko khusus penjual pisau
Selain ukuran tokonya bermacam-macam, barang yang dijual pun bermacam bentuk dan dimensinya. Ada toko khusus menjual barang-barang dapur besar. Seperti kulkas, kompor, oven, dan sebagainya. Oh ya, selain barang baru, ada beberapa toko mendedikasikan space-nya untuk menjual barang bekas. Seperti mangkok, piring, gelas keramik bekas. Kondisinya masih bagus, dan harganya sangat miring. Buat pajangan juga bagus.

Banyak toko punya spesifikasi jualan tertentu. Mereka menjual alat-alat saja. Bahan makanan hampir tidak saya lihat dijual di sini. Ada yang khusus jualan plastik pembungkus. Ada yang menjual serba keramik (piring, mug, teko teh cantik), ada yang menjual alat dapur berupa sutil, wajan, panci. Ada yang hanya menjual pisau. Ngelirik harganya wow banget. Tapi emang sangat bagus pisau-pisau buatan Jepang tersebut. Sebagian toko khusus menjual alat-alat perbakingan. Termasuk cetakan lucu-lucu. Ada pula toko barang-barang bento. Ada toko khusus menjual alat dapur terbuat dari kayu atau bambu.

Toko bahan untuk display makanan
Yang lain menjual celemek berbagai bentuk. Celemek buat pekerja, serta baju khusus buat para chef. Ada yang jual meja kursi khusus buat rumah makan. Ada yang jualan khusus papan menu, gorden, lampion-lampion dekorasi. Bahkan lemari khusus. Ada yang menjual semua alat yang berhubungan dengan kopi. Dari gelas, teko, alat penggongseng, sampai mesin pembuat kopi dari A - Z. Lengkap. Sampai saya bingung, apa sih kebutuhan dapur yang gak bisa dibeli di Kappabashi kitchen town ini? Bujet pun bisa disesuaikan.

Oh ya, satu lagi yang menarik perhatian saya. Beberapa toko khusus menjual display makanan resto. Di Tokyo, contoh menu yang disajikan di rumah makan dipajang di etalase. Bukan dari makanan beneran. Melainkan dari plastik-plastik yang dibentuk semirip mungkin dengan menu tersebut. Ada spaghetti, aneka masakan Jepang, sushi, sate, tempura, pizza, dan hampir semua jenis makanan bisa dibuat imitasinya.

Nah di Kapppabashi Street, tidak sedikit toko-toko yang membuat dan menjual menu display ini. Ada toko besar yang menarik perhatian saya dan turis lainnya. Mereka membuat berbagai macam buah-buahan, gelas minuman yang seperti berisi bir atau minuman anggur, hingga es buah dan es krim.

Emak-emak yang tak terlalu hobi masak kayak saya saja betah banget menyusuri jalanan Kappabashi. Menyimak berbagai pernak-pernik dapur yang bentuknya cantik, unik, dan bagus buatannya. Yang hobi masak, mungkin pada gak mau pulang dari sini, yah. Atau butuh berhari-hari biar semua tokonya diliput satu persatu.

Selain cuci mata, saya suka tempat ini. Mau beli oleh-oleh kayak sumpit atau wajan mini atau gelas-gelas atau mangkok keramik kecil, bisa. Saya hanya membeli wajan kecil berbentuk mickey mouse untuk pancake. Dan satu teko teh mini buat oleh-oleh tetangga saya. Rasanya di sini gak ada proses tawar-menawar. Harganya udah tertera di sana.

Buat ibu-ibu yang mau toko, bisa mampir juga kemari. :)

No comments:

Post a Comment

matched content: