Monday, January 9, 2012

Mengajak Anak Turun ke Dapur

Beberapa waktu lalu, lewat status facebook, teman meminta saran, bagaimana agar anak lebih doyan makanan tertentu. Anak-anak beliau agak susah makan, jadi butuh tips agar makanannya lebih bervariasi.



Saya sodorkan pengalaman pribadi sebagai satu alternatif saran. Aalhamdulillah anak-anak saya tak susah makan sebenarnya. Si Embak makan apa saja yang ada di dapur. Paling tak terlalu suka daging-dagingan ynag terlalu sarat bumbu. Si Adik berlawanan, suka sekali makan daging. Tapi juga dengan senang hati ngemil sayuran mentah.

Meski demikian, agar makanan kami bervariasi, saya perkenalkan aneka jenis makanan sejak dini. Nah untuk makanan baru ini memang anak-anak tak langsung suka, melainkan mesti dilakukan pendekatan-pendekatan. Pendekatan pertama adalah memperkanalkan bahan makanan ketika berbelanja. Karena kami belanja tak tiap hari, normalnya seminggu dua kali, maka biasanya kami ajak anak-anak serta. Si sulung sudah lebih mengerti, sehingga kalau ada hal baru baginya dia langsung bertanya. Kalau belanja macam-macam pun sering dia ingin tahu mau dibuat apa saja. Nah disaat seperti ini informasi baru bisa dimasukkan ke dalam kepala anak-anak.

Yang kedua adalah dengan mengajak mereka berkutat di dapur. Selain untuk membantu, juga mengajari mereka tentang aneka bahan makanan dan cara memasakkan. Tak hanya masak-memasak, acara membuat kue bersama merupakan salah satu acara favorit anak-anak di rumah. Terutama si bungsu. Tanpa diminta pun dia sering ingin ikut sibuk. Masak memasak masih agak berbahaya bagi si kecil. Dia seringnya membantu menakar beras, mencuci beras, mengambilkan bahan makanan atau alat masak, kadang juga mengaduk sup dengan pengawasan orang tua.

Membuat kue mereka lebih bebas. Mereka bisa membantu memegang mixer, menimbang bahan, mengadon. Jika membuat kue kering mereka juga boleh mencetak dan menghias sesuai keinginan masing-masing.

Bangga sekali mereka dengan hasil karyanya. Embak sudah bisa membuat salat buah sendiri. Dan sudah diperbolehkan membantu mengupas atau memotong sayuran atau bumbu. Karena bangga dan percaya diri, mereka makan dengan lahap apa yang telah dibuatnya. Kami beri pujian sepantasnya.

Walau menyenangkan bagi anak-anak, tentu ada tak enaknya bagi ibunya. Dapur jadi berantakan, bekas bahan makanan atau kue berserakan, atau tumpah. Tapi jika dengan demikian buah hati bisa banyak belajar, tentu para ibu tak keberatan, bukan? :)

No comments:

Post a Comment

matched content: