Berbelanja di pasar pagi itu sangat
menyenangkan, selain bisa membeli bahan yang segar dengan harga murah, kita
juga bisa melihat aktivitas heboh para penjual dan pembeli yang saling menawar.
Semangat pagi dan keceriaan para pedagang yang menawarkan dagangannya tidak
bisa kita dapat jika kita berbelanja di supermarket.
Biasanya saya ke pasar pagi,
setelah sholat subuh, karena pedagang daging dan ayam segar menggelar
dagangannya hanya sampai jam setengah 6 saja. Mereka memasok daging dan ayam ke
pasar di kota, selesai berdagang di pasar induk dekat rumah mereka mengirimkan
dagangannya jam 6 pagi.
Menjelang puasa, banyak pedagang
yang menawarkan bahan untuk takjil buka puasa, tak biasanya pasar seramai ini.
Gundukan kolang kaling, kelapa muda, ubi jalar, timun suri, blewah, dan aneka macam pisang yang lebih banyak dari
hari-hari biasa.
Setelah berbelanja, mama saya yang
kebetulan ikut, membeli pisang nangka setandan. Wow setandan dalam hati,
banyak sekali. Beliau akan membuatkan takjil kolak pisang. Pisang nangka setandan
dihargai 28 ribu rupiah saja, pantas saja mama nekat membelinya hehe. Bisa membuat bolu pisang, kesukaan nih...
Beberapa sisir pisang sudah menjadi
kolak, masih sisa 2 sisir lagi. 3 hari kemudian, saya masih melihat pisang
belum tersentuh. Kepikiran untuk membuat pisang goreng yang tak biasa, seperti
pisang goreng kremes yang saya cicipi di makasar beberapa waktu lalu.