Thursday, August 13, 2015

Makan Murah Meriah di Kampung Halaman

Bagi saya yang jauh sekali dari kampung halaman, hal yang paling dirindukan selain keluarga, sanak saudara, dan handai taulan, adalah makanan dari kampung halaman. Kalau mau mudik, selain mendaftar oleh-oleh yang bakal dibawa serta barang bawaan lainnya, di kepala sudah berputar-putar jajanan apa saja yang bakal dicicipi selama berada di kampung halaman.

Setiap kali mudik, kami selalu dikejutkan oleh inflasi yang membumbung tinggi. Harga-harga barang cepat sekali naiknya. Mudik bukan perkara murah. Tak hanya biaya transportasi makin mahal. Harga makan memakan pun kian bikin terkaget-kaget. Apalagi jika makannya di rumah makan atau di pujasera pusat-pusat perbelanjaan. 

Akan tetapi, jika jeli dan mau sedikit menurunkan standar soal makanan, kita bisa menemukan makanan yang harganya lebih ramah di kantong. Tentunya nemunya bukan di tempat-tempat makan mentereng loh, ya. 

Seperti ketika saya menginap semalam di bandara Cengkareng. Ada jeda semalam antar pesawat ketika transit. Sehingga saya menginap di Terminal 2. Dini hari ada ibu-ibu sekitar 30 tahunan berkeliling. Menjajakan nasi kuning dan air mineral. 

Nasi kuningnya sepuluh ribuan. Air mineral lima ribuan. Saya beli sebungkus nasi dan air mineral untuk mengganjal perut. Porsinya sedikit akan tetapi cukup buat saya. Nasi kuning berlauk irisan tipis telor dadar dan kering tempe plus sedikit bawang goreng. Nasinya masih agak hangat. Enak? Yaaa, berhubung perut nagih, apa saja terasa sedap.

Harga nasi jagung
Nasi Jagung murah
Sampai di rumah di Jember, makanan pertama yang selalu saya beli adalah Bakso Solo. Bakso yang selalu happening sejak saya masih kecil puluhan tahun lalu. Rasanya masih seenak yang saya ingat. Lokasinya di pusat kota. Untuk ukuran Jember harga seporsi baksonya relatif  mahal. Yakni Rp 13.000 per porsi. Bakso-bakso di tempat lain membandrol seporsi tujuh ribu atau sepuluh ribu. Itu porsi sudah membikin perut kenyang. Sebab warung bakso di Jember biasanya juga menyediakan lontong, selain juga gorengan. Sementara harga minuman seperti teh manis harganya dua ribu sampai lima ribu rupiah.

Dari bakso, mari kita beralih ke pecel. Harganya pun bervariasi. Di pasar paling dekat dengan rumah tempat tinggal saya, harganya sepincuk nasi pecel lengkap dengan lauk pauk dan sangat-sangat mengenyangkan bisa dibeli dengan harga mulai Rp. 3.000,-. Di pasar yang sama, nasi jagung harganya juga mulai Rp. 3.000,-. Kalau beli Rp. 4.000,- porsinya bisa dikembul atau dimakan berdua bersama mama.

Abis pecel, kini giliran mie ayam. Atau cwi mie juga boleh. Ini kuliner yang gak boleh dilewatkan kalau mudik. Karena cara penyajian mie ayam di Jember khas. Ayamnya digiling lembut. Beli ynag seporsi sepuluh ribu saja sudah kenyang dan lezatos. Kalau dekat rumah ada yang sebungkus ima ribu sahaja.

Di tempat yang lebih terkenal, seporsi nasi pecel lengkap bisa dijual Rp. 13.000,- hingga Rp. 15.000,-. Di gang dekat Toko Linggarjati, jember, terdapat pecel lumayan terkenal. Kalau mau makan mesti rela mengantri panjang. Minimal setengah jam. Hehehehe. Bumbu pecel-nya pedas dan enak. Bagi sebagian orang agak manis.

Kalau nasi soto dan rawon bagaimana? Rata-rata semangkuk masih di bawah sepuluh ribuan. Jika makan di kedai-kedai makanan cepat saji waralaba, harganya biasanya sama baik di kota kecil atau di kota besar. Sedangkan makanan tradisional masih relatif murah.

Setelah membahas makanan berat, sekarang mari kita tinjau harga kudapan. Di pasar dekat rumah ada setidaknya tiga pedagang khusus kue. Yang dijual kebanyakan kue basah. Walau ada juga yang selain menjual kue menjual pula mie ayam bungkusan, serta lauk, seperti ayam goreng serta ayam panggang.

Bubur ketan hitam
Bubur tiga rasa: ketan, sumsun, grendul
Kue basah yang dijual di sana antara lain: Onde-Onde, donat, lemper, bakwan goreng, pukis, lumpur, balu kukus. Penjual kue lainnya menjual jadah (atau thethel) serta ketan bubuk. Ketan bubuk adalah favorit saya. Harga rata-rata kue di sini adalah seribu rupiah. Kecuali lemper, seribu lima ratus. Kalau beli sepuluh biji, sama penjualnya suka dilebihin satu. Alamakkkk, jadi gak enak hati.

Jajanan tradisional yang suka saya beli di pasar dekat rumah adalah lupis dan puro. Lupis terbuat dari ketan. Sedangkan puro terbuat dari kukusan tepung. Yang kemudian ditaburi kelapa muda parut dan juruh (gula merah cair). Beli dua ribu saja sudah mengenyangkan buat sarapan.

Siang-siang di rumah, pedagang bubur lewat. Seporsi dua hingga tiga ribu. Atau sawut dan tiwul. Tiga ribu sudah bisa dimakan berdua atau bertiga. Tak jauh dari rumah, ada tukang gorengan ramai yang menghargai dagangannya 750 perak sebiji. Tahu isi, tempe goreng, bakwan goreng, sukun, dll.

Deuhhhh.... kalau ketemu makanan beraneka rupa dnegan harga sangat-sangat terjangkau gini, bikin betah berlama-lama di kampung halaman. 

10 comments:

  1. waaahh kulinerrrr khas indonesiaaaaa,,, perutnya gimana mba ira?

    ReplyDelete
  2. 750 sebiji nanggung ya harganya hehe.
    Suka bgt sama bumbu pecel, suka! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belinya kudu dobel2, Zahra... hehe. Aku selalusedia bumbu pecel di rumah.

      Delete
  3. Aku kemarin juga dibelikan ibu nasi jagung, cuman 5 ribu, da dapat lauk pauk plus sambal yang mengenyangkan. Wah, mau dong mbak pecel yang enak itu buat dibawa ke India :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku dibawain ama sodara sekilo sambal pecel nih, Zulfa... Alhamdulillah.

      Delete
  4. Kayaknya mahal ya Mbak nasi kuning 10ribu, isinya sedikit. Kalo di kota saya, yang 10ribu sudah lumayan banyak isinya. Nah, kalo yang harga 5ribu, itu baru sedikit.

    Penasaran denga bubur 3 rasa itu ....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau buat ukuran bandara Sukarno Hatta yang donat aja per biji minimal 13 ribu rupiah, belum lagi kalau makanan berat, ya harga nasi segitu bagi saya murah lah, Mbak. :)

      Delete
  5. bikin betah apalagi harganya murah meriah he

    ReplyDelete

matched content: