Monday, August 17, 2015

Reuni atau Kopdar = Makan-Makan

Paling asyik itu memang mudik pada saat lebaran. Itu waktu yang sangat pas untuk bersua dengan sanak keluarga yang tinggal jauh di luar kota atau luar pulau, atau bahkan luar negara. Mereka kebanyakan menyempatkan diri pulang saat idul fitri. Pun teman-teman lama. Teman-teman masa kecil sekampung. Teman-teman sekolah. Mulai sekolah dasar hingga teman sekolah menengah atas.

Tak hanya teman-teman lama, waktu mudik juga bisa dimanfaatkan untuk bertemu muka dengan teman-teman baru. Kawan-kawan yang sudah kenal lama atau pun baru di dunia maya. Yang kemudian kita lanjutkan di level dunia nyata. Alhamdulillah, selama mudik ke kampung halaman tahun ini, saya sempat bertemu dengan sanak saudara, beberapa kawan lama maupun baru. 

Untuk mengakomodasi pertemuan serta reuni dengan teman-teman lama, kami pun mengadakan acara. Nah kok ndilalah, hampir setiap kali ada pertemuan itu selalu ada makan-makan. Saat kopdar dengan teman baru pun begitu. Bertemu muka sekaligus jalan-jalan dan makan-makan. Kurang enak gimana, coba?

Berkat acara reunian serta kopdaran seperti ini saya jadi bisa mencicipi jenis kuliner baru atau menyinggahi tempat makan yang belum pernah saya datangi sebelumnya. Selain senang jumpa kawan, perut juga ikutan tenang. hehe. 

Ayam Penyet Wong Solo

Ketika masih masuk bulan puasa, ada kabar mengenai reuni dengan beberapa teman SMA. Lokasi di cabang Wong Solo di Jember. Telah lama saya mendengar tentang rumah makan ini. Waktu itu ada waktu untuk datang. 

Menu wong solo
Ayam bakar di Wong Solo
Di Jember, Ayam Penyet Wong Solo bertempat di Jalan Karimata. Lahan parkirnya luas. Dan tempat makannya berbentuk mirip saung. Berlantai dua. Lantai atas adalah tempat lesehan. Di mana rombongan kami makan. 

Makanan sudah dipesan sebelumnya oleh ketua rombongan. Sehingga ketika kami datang dan waktu berbuka sudah hampir tiba, pramusaji bergantian membawa aneka hidangan. Ada ayam bakar, ayam goreng, cah sayuran, gurami goreng, serta tempe tahu goreng. Kalau lagi puasa, semua terlihat menggiurkan. Apalagi masih hangat dan terpampang di depan mata.

Tempat lesehannya sendiri menurut saya lumayan nyaman. Tinggi mejanya pas untuk makan. Kalau menunya. Enak juga, seh. Walau ayam bakarnya agak manis. Ayam gorengnya mayan. Sambel, pedesnya pas lah. Guraminya juga ok. Cuma sayuran lalapannya agak sedikit porsinya. Walau saya sendiri bukan penggemar berat lalapan, bagi saya, segitu masih kurang. Soal harga sih saya tidak paham. Karena semua diurus oleh ketua rombongan.

Coffee Toffee

Hanya beberapa hari berselang usai lebaran, sebuah grup WA baru muncul. Mengajak kami semua reuni kecil lagi. Kali ini khusus Emak-Emak. Seorang teman mengusulkan untuk ngafe di Coffee Toffee. Sebuah kafe waralaba yang belum terlalu lama dibuka di kota Jember. Lokasinya di Jalan Trunojoyo, Jember.

Kafe Coffee Toffee
Kopi di Coffee Toffee
Jadilah Emak-Emak ini ngafe. Kota Jember sih baru-baru ini saja dijejali aneka macam kafe sebagai tempat nongkrong. Semenjak berbagai hotel berbintang-bintang mulai berdiri di kota ini. Trus mulai bermunculan pula kafe serta rumah makan baru. Tempat nongkrong zaman saya muda dulu kalau gak di warung, yah di mall bernama Johar Plaza. Di sana ada department store matahari dan Cineplex21. Gedung bioskopnya sudah bubar.

Karena lokasinya di pusat kota, agak susah mendapatkan parkir di daerah ini. Di depan kafe hanya muat 4-5 mobil. Dari luar tampak mewah buat ukuran wong Jember kayak saya. Di dalamnya juga mayan cozy. Di belakang sono, ada area khusus buat perokok. Pendingin AC-nya disetel dingin. Saya waktu itu pakai jaket agar tak kedinginan. Sebagian besar pengunjung anak muda. Sepertinya anak kuliahan.

Menengok buku menu, saya menemukan nama-nama asing. Lumpia misalnya, disebut spring roll. Hihihi. Buat saya agak-agak keminggris. Saya lebih suka nama versi Indonesia. Pilihan saya malam itu jatuh pada roti isi atau sandwich isi telur dan keju. Serta teh matcha panas. Saya pengen nyoba minuman tersebut sebab di Eropa harganya lumayan mahal. Teman lainnya pilih bola-bola kentang, kentang goreng, cordon bleu. Minumannya kopi dan es sirup.

Agak lama pesanan kami baru datang. Namun yak karena kami dalam suasana reunian, dan sibuk ngobrol satu sama lain, kelambatan ini pun tak terlalu menjadi masalah. Tapi kalau sedang sendiri dan kelaparan, pasti beda kasusnya.

Rasa makanannya? Biasa saja lah. Emang cocok kalau buat nongki-nongki cakep. Sambil ngemil dikit-dikit. Harga? Buat ukuran Jember, relatif mahal. Satu orang, makan dan minum, kalau mau kenyang, bisa habis setidaknya 30 ribu rupiah.

Resto Watu Dodol

Satu ini, tempat yang saya datangi ketika kopdar dengan teman-teman baru. Hotel sekaligus resto di Banyuwangi. Menginap dua malam, kami cicipi makan pagi dan malam di sana. Pengen juga wisata kuliner di tempat lain di Banyuwangi. Karena lokasi hotel agak jauh dari pusat kota, ya akhirnya makan di resto hotel saja. Lokasinya di jalan raya antara Banyuwangi dan Situbondo.

resto banyuwangi
Nasi Campur di Resto Watu Dodol
Malam pertama kami di sana, alhamdulillah makannya ditraktir oleh manajer hotel. Beliau menerangkan tentang beberapa menu andalan resto. Sayang di hari pertama, tahu petis legendaris mereka sudah habis.

Resto Watu Dodol menampilkan masakan Indonesia dan manca negara. Kami mencicipi nasi campur, sup Tom Yam, rawon, pecel, hingga soto ayam. Malam kedua baru makan tahu petis. Emang benar, tahunya enak banget. Waktu masih ada sisa dan kami makan keesokan harinya, rasanya tetap maknyus.

Pokoke emang deh, di mana ada pertemuan, di situ ada makan-makan. Semoga masih ada rezeki ketemu dengan teman-teman dan handai taulan lagi. In shaa Allah.



2 comments:

  1. beneeerrrrr mba iraaa... tapi sayangnya tahun ini kita nggak ketemuan yaaa.... semoga tahun depan lebih seruuu.. *karjaw aamiinnnn

    ReplyDelete

matched content: