Sunday, January 31, 2016

Free Walking Tour Bertema Kuliner, BalkanBites

SupTarator
Ketika Alina, host kami di sebuah youth hostel di kota Sofia, Bulgaria menginformasikan hal ini, kami sekeluarga tidak terlalu antusias. Kami terlalu bersemangat menjelajhi ibukota di negeri Balkan ini. Sampai kemudian kami berpikir, eh, kenapa gak dicoba saja? Jadi kami bisa tahu mengenai makanan khas Bulgaria yang halal bagi kami.

Tur-tur jalan kaki ramai ditawarkan di kota-kota besar Eropa. Akan tetapi yang gratis, tidak banyak. Apalagi tur jalan kaki bertema kuliner. Kami belum pernah mendengar tur sejenis sebelumnya. Mungkin tak salah jika mereka mengklaim sebagai penyedia jasa layanan tur jalan kaki bertema kuliner GRATIS pertama di Eropa. Atau bahkan di dunia. 

Penyelenggara tur ini adalah sebuah lembaga nirlaba FreeSofiaTours. Selain tur bertema kuliner BalkanBites, mereka juga menyediakan tur jalan kaki mengenal sejarah dan arsitektur Sofia. Dua kali sehari. Berlaku setiap hari. Kalau BalkanBites hanya sehari sekali. Pukul dua siang. Selama kurang lebih dua jam.

Maka sebelum jam dua siang, kami sudah mengantri di Taman Kristal. Di depan patung kepala Stefan Stambolov.

"Kamu mau ikut tur ini juga?" tanya saya kepada seorang wanita yang ikut mengantri.

"I hope so," jawabnya. Seorang Amerika bernama Queeny. Kami pun mengobrol sejenak. tentang makanan. Katanya ia suka sekali masakan Turki. 

Peserta hari itu lumayan banyak. melebihi kuota yang hanya 12 orang. Kami semua ber-16. Dengan berat hati, Hrisi memasukkan kami semua ke dalamnya. Dalam tur ini, nantinya kami akan mencicipi beberapa makanan khas Bulgaria di warung-warung kecil. Makanya pesertanya dibatasi. 

Roti dan Kyopolou
Sebelum berjalan kaki, Hrisi, sang pemandu, wanita usia awal 20-an menerangkan sedikit tentang kuliner Bulgaria. Bangsa Bulgaria penggemar produk susu, utamanya yoghurt. Kuliner mereka sudah berpadu dan saling mempengaruhi antar negara Balkan lainnya. Makanya mereka menyebut tur ini BalkanBites. Kami sudah wanti-wanti ke Hrisi, bahwa kami muslim. Tidak makan daging babi dan mengkonsumsi alkohol. Jika ada testing makanan, kami prefer makanan vegetarian.

"Don't worry!" jawabnya.

Tak lama, kami semua membelah jantung kota Sofia. Dikomandoi oleh Hrisi. Sesekali kami berhenti. Jika Hrisi ingin menerangkan sesuatu. Tak semua berhubungan tentang makanan. 

Keliling Berbagai Resto
Hari itu kami diajak mengunjungi 5 tempat makan. Semuanya menyajikan hidangan khas Bulgaria dan Balkan. Semakin lama, saya semakin tertarik dengan temanya. Sudah gratis, temanya menarik, pula. 

Resto pertama kami adalah Supa Star. Sebuah warung sup. Hah, warung sup? Yap, pemiliknya ingin mengangkat citra sup. Dan berhasil. Tempat makan ini lumayan happening di kalangan generasi muda Sofia. Meski yang dijual hanya beberapa macam sup. Baik racikan chef-nya sendiri. Mau pun sup yang sudah dikenal masyarakat luas. 

Di lantai dua resto cozy ini kami disuguhi Tarator. Bukan, ini bukan nama robot masa depan. Tarator adalah sup dingin. Terbuat dari yoghurt, mentimun, kacang walnut cincang, dibumbu dill segar dan bawang putih. Masing-masing mendapat jatah segelas plastik warna merah. Supnya segar. Meski cuaca sedang dingin, tetap nikmat. Rasanya, buatnya pun mudah.

Pemberhentian beriktunya adalah sebuah toko kecil. Menjual bahan makanan organik. Tak hanya makanan mentah, mereka menjual susu, yoghurt, dan satu pastry khas Bulgaria, Banitsa. Tokonya bernama Mlekarnitza. Banitsa merupakan pastry dari adonan tepung. Rasanya mirip Borek di Turki dan Burek di Bosnia. Benar kata Hrisi, kuliner negeri Balkan memang saling mempengaruhi. Jadi tak penting memperebutkan apa punya siapa.

Burger sehat isi keju putih
Di halte perjalanan kaki berikutnya, kami menjajal makanan di resto vegetarian, Sun Moon. Di sini yang kami cicipi adalah topping berbahan tomat dan terong. Dimakan dnegan roti gandum yang agak keras. Salah satunya bernama Kyupolou. Terbuat dari paprika dan terong panggang yang dicincang. Ada rasa bawang putih di sana. Meski agak sengak, saya masih bisa mentolerir rasanya. 

Tempat nomor empat yang kami datangi, penampakan restonya mirip sebuah rumah makan waralaba dari Amerika. Farmer's namanya. Walau begitu, kami bukan hendak mencicipi burger cepat saji. Sebaliknya, resto ini menyediakan makanan. Sehat. Bahannya terbuat dari bahan fresh. termasuk burgernya, dibuat sendiri.

Kami dibuatkan versi vegetarian. Burgernya diisi daun salad, potongan tomat, dan keju putih. Keju putihnya gak terlalu asin buat saya. Makan ini lumayan mengenyangkan. Peserta tur lainnya ada yang kebagian isi daging. Waktu burger vegetariannya bersisa, kami diminta menghabiskannya. Alamak, bungkus saja lah. Meski icip-icipnya gak banyak, lama-kelamaan, kami merasa perut penuh.
Keju segar Bulgaria

Terakhir kami menuju ke sebuah rest khas Bulgaria. Restonya sangat unik. Di dalamnya terpajang baju-baju khas negeri ini. Ada pula peralatan masak. Nama resto ini Hadjidraganovite Izbi. Di dalamnya kami menikmati keju segar khas Bulgaria. Keju disajikan di atas wadah oval panjang terbuat dari kayu. Kejunya berasa unik. Sebab kami baru pertama merasainya.

Setelahnya, kami diajari gerakan tarian dasar Bulgaria. Menyenangkan juga ikut tur seperti ini. Gratis dan mengenyangkan. Oh ya, meski gratis, peserta boleh memberi tips kepada pemandu. Dan sesuai etika, sebaiknya kita memberikan tips yang sepadan. Tidak semua orang mau memberikan tips. beberapa ngeloyor begitu saja setelah tur usai.

www.balkanbites.bg


No comments:

Post a Comment

matched content: