Monday, January 26, 2015

Berkebun di Jendela

Sebagai ibu rumah tangga yang kebanyakan waktunya di rumah, saya kadang dihinggapi rasa bosan. Apalagi sejak si kecil mulai masuk TK lalu SD seperti sekarang ini. Rasanya ada tambahan waktu luang. Sebagai salah satu cara penghalau bosan, saya pun mulai berkebun.


Kami sekeluarga memiliki sepetak tanah di belakang rumah. Bisa dipakai untuk berkebun. Tahun lalu, kami menanam beberapa jenis sayur. Seperti wortel, kohlrabi, daun salat lettuce, mentimun, cabe, dan tomat. Bibit tanaman kami beli di toko tanaman, toko bangunan atau toko online. Toko bangunan di sini biasanya menjual barang-barang berkebun.

Walau tidak sebesar dan secantik produk-produk segar di supermarket, kami senang bisa menghasilkan bahan makanan segar dari kebun sendiri. Semuanya diolah secara alami. Tanpa pupuk kimia dan pestisida. Bisa disebut sebagai produk organik, lah.

Sayangnya, di negeri empat musim ini, berkebun di luar rumah tidak bisa dilakukan sepanjang tahun. Normalnya hanya bisa dikerjakan saat musim hangat. Kecuali punya greenhouse yang memiliki sistem pengatur suhu udara. Biasanya orang mulai berkebun outdoor di bulan Maret, berakhir di bulan November setiap tahunnya. Sedih sekali saya melihat tanaman cabe akhirnya mati.

Saya tidak berhenti berkebun karenanya. Tanaman-tanaman besar memang tak bisa masuk ke dalam rumah. Tapi saya masih bisa menanam beberapa tanaman di jendela. Jendela-jendela di sini lumayan lebar, dan letaknya di atas heizung (penghangat ruangan). Selain mendapat sinar matahari dari luar, tanaman juga tidak mati kedinginan.

Di antara beberapa jenis tanaman yang saya pernah coba tanam dekat jendela, tanaman bumbu mudah sekali tumbuh. Contohnya daun basil, peterseli, marjoran, seledri, hingga daun sereh dan kemangi. Mereka bisa tumbuh subur ditanam di pot-pot kecil. Perawatannya pun mudah. Biasanya saya menyiram mereka dua hari sekali.

Saya juga pernah mencoba menanam sawi dan kangkung di pot panjang, dan meletakkannya di dekat jendela. Di musim dingin, karena kekurangan cahaya matahari, daunnya mungil-mungil dan batangnya tumbuh memanjang. Kangkung bisa hidup dan tumbuh. Agak lambat saja dibanding kalau tumbuh di musim panas.

Persiapan menanam dimulai dengan proses memilih benih atau bibit tanaman. Pilih bibit terbaik agar tumbuhnya juga baik. Di sini, di bungkus luas bibit biasanya sudah ada keterangan mengenai cara menanam dan perawatan tanaman. Saya selalu berusaha mengikuti petunjuknya dengan baik. Selain menambah informasi lewat buku atau internet.

Oh ya, jika beli bibit lewat internet malah banyak pilihannya. Saya membeli bibit kemangi pertama dulu secara online. Di toko tanaman dekat rumah tidak ada. Perusahaan penjualnya ada di Belanda. Mereka banyak menjual bibit tanaman oriental. Sampai pare dan oyong pun ada, lho.

Setelah bibit dibeli, saya siapkan tanah sebagai media tanam. Tanahnya pakai kompos bikinan sendiri juga. Murah meriah. Tanam bibitnya, letakkan potnya dekat jendela. Dalam beberapa hari, terlihat bibit mulai berkecambah. Lalu tumbuh membesar.

Banyak banget lho keuntungan punya beberapa tanaman bumbu di rumah. Selain refreshing dan mengisi waktu luang, juga tak perlu bingung jika mau memasak. Jika rajin dan tempatnya memadai, kita tentu bisa mencoba menanam lebih banyak jenis tanaman bermanfaat. Walau hanya dekat jendela.


9 comments:

  1. Seledrinya subur, banyak batangnya. Paling suka sama tanaman ini. Harum. Katanya bagus buat dilalap, buat membersihkan usus.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenernya itu peterseli, Mbak Rien. Tapi seledriku juga subur. Alhamdulillah...:) ira

      Delete
  2. wah, bisa dibayangkan Mbak ir, sambil lihat ke luar jendela, juga mencium aroma tumbuh-tumbuhan yang di tanam, hmm... Saya suka sekali bautanaman rempah, terutama kemangi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Ren. Wangi kemangi itu seger banget.

      Delete
  3. Aiiih.... senengnya ngeliat tanaman yang ijo-ijo subur gitu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, Mbak Dee An. Bisa jadi hiburan. :)

      Delete
  4. Ibukku suka banget berkebun, sayang sejak banjir pohon buah banyak mati >.< sekarang tinggal tanaman hias di pot aja.

    ReplyDelete
  5. Hiks, kebayang sedihnya, kalau tanaman yang kita rawat mati. Apalagi tanaman buah, ngrawatnya bertahun-tahun. ira

    ReplyDelete
  6. Waktu itu saya ada coba nanem kangkung di halaman rumah Mba. Kebetulan ada sisa lahan kecil. Nah saat kangkung sudah mulai di panen, langsung saya masak tumis kangkung. Yang saya heran, kenapa ya kangkung yang saya tanam sendiri rasanya pahit?

    akhirnya karena pahit saya tidak lanjut lagi tanam kangkung. Saya tanam cabe saja.
    Kebeutulan juga sempat tanam semangka dan menghasilkan 1 buah kecil yang manis rasanya (seneng deh). Tetapi setelah menghasilkan 1 buah, tanaman semangkanya mati.

    Yah itulah cerita berkebun saya =D

    ReplyDelete

matched content: