Thursday, November 14, 2013

Pengalaman kuliner selama berhaji

Air zamzam Hadiah selamat datang dari kerajaan saudi arabia
Alhamdulillah, salah  satu nikmat yang bisa disyukuri bahwa para jemaah haji sudah mulai kembali berdatangan ke kampung halamannya. berikut ini adalah salah satu oleh-oleh dari tanah suci, yakni reportase kulinernya. Selama disana jamaah memang disibukkan dengan kegiatan ibadah, namun kebutuhan fisik seperti makanan tentunya masih harus tetap terpenuhi.

es hadiah dari kerajaan saudi, ada yang memakannya tapi ada juga yang langsung membuangnya khawatir takut batuk. tapi kayaknya setelah haji , baik yang minum es ini maupun yang gak tetep aja kena batuk hehehe...

Selama di mekah biro perjalanan kami hanya menyediakan sarapan dan  makan malam saja. Hal ini membuat kami terpaksa mencari makan di luar. Tapi karena kami ikut rombongan orang-orang turki, menu yang biasa di sajikan di hotel adalah menu turki. selama satu sampai tiga hari, lidah kayaknya masih bisa toleransi. tetapi setelah 4 hari kemudian  makan di luar bukan jadi paksaan lagi tapi menjadi kebutuhan hehehe. 

Biasanya setelah shalat dzuhur di mesjid kami langsung mencari makanan di sekitar. Walaupun effek dari pembangunan masjidil haram menyebabkan banyak toko2 yang digusur, tapi sepertinya penjual makanan indonesia tetap bertahan.  Makanan indonesia bukanlah hal yang susah untuk dicari di mekkah dengan harga yang berkisar antara 8-30 riyal. 

Namun ketika jajan tetap perlu juga diperhatikan akan kebersihan makanan yang disajikan. Jujur kadang ada beberapa menu yang bisa membuat perut kami sedikit bereaksi. Namun untung tidak sampai menyebabkan sakit perut berkelanjutan.

Gabungan antara sarapan turki yang biasanya berupa roti, irisan tomat, timun, keju fetta, buah zaitun dan telur rebus di dampingi oleh bakso marwah
Ada dua tempat dimana kami biasanya jajan di mekah. Salah satunya adalah Restauran indonesia bakso marwah yang terletak di dekat tempat sai marwah yakni pintu 21. Karena tempat tersebut merupakan tempat makan yang paling dekat dengan hotel kami. Di sana terdapat berbagai menu seperti nasi campur, soto, dan tentunya bakso. Baksonya rasanya lumayan tapi kalau dibandingkan dengan bakso di indonesia masih jauh yah, karena terasa lebih banyak tepungnya. Harganya perporsi 10 riyal.

Tempat makan yang kedua terletak di mall jam gadang (Abraj Al Bait). Setelah keluar dari mesjid pintu 1 kami bisa langsung jalan lurus menuju foodcourt yang ada di lantai 3 dan 4 mall ini. Di sana terdapat beeerbagai pilihan makanan mulai dari menu lokal hingga manca negara seperti indoensia tentunya, china, turki, libanon, dsb. makanan fast food seperti kfc pun ada tinggal memilih sesuai selera.

Ketika pertama kali masuk ke bagian food court di lantai 3 sudah terlihat palang rumah makan mr.sate. Penjualnya di mr. sate ini orang Indonesia. Sistem menunya adalah prasmanan. Kalau kita mengambilnya banyak kita dikenai 30 saudi real sedangkan kalau sedikit maka kita dikenai 25 real sudah termasuk minum. Selain mr. sate ada juga dua restoran Indonesia yang lain, namun kami hanya berlangganan mr. sate karena restauran lain selalu tutup ketika kami datang.

Selama ritual haji, yakni ketika kami di mina, kami malah tidak mendapatkan makanan dari pihak biro perjalanan. Kecuali hanya ketika kami di Arafah, kami diberi makan siang supaya kami tidak kehilangan waktu yang mustajab itu hanya untuk mencari makan. Namun meski demikian, di Mina alhamdulillah kami tidak pernah merasa memiliki masalah dalam hal ini. Bapak-bapak sepertinya sangat giat mencari makan. Kamipun bisa menikmati berbagaĆ­ jenis makanan, baik berupa nasi briyani (nasi arab kuning pake kambing), ayam kfc ala arab, roti, buah-buahan, dsb. Teman-teman setenda saya juga sangat giat sekali dalam membantu menyediakan makanan, entah itu membantu merebuskan air untuk mie instant, teh hangat, mengupas buah2, dsb (semoga Allah merahmati mereka). Ketika di mina hampir sebagian besar kami saling berbagi makanan dan sungguh nikmat ukuwah itu benar-benar terasa di sini.

Salah satu menu dari ayam Albaik, yakni menu chicken nugget berupa sepotong burger dan chicken nugget yang diolah dari filet daging ayam... rasanya mengalahkan kfc. Cobain juga yang ayam gorengnya, ada yang rasa pedas enak. Yang dibungkus plastik hadiah dari teman setenda untuk kami semua, yakni roti, rasanya enak seperti kroisant tetapi teksturnya lebih keras ditaburi wijen hitam.

Selama di arafah kami disuguhi susu, jus, minuman segar dan sebagai makan siang berupa ayam goreng tepung layaknya kfc. Ayam ini, di rombongan kami terkenal dengan sebutan ayam labaik (nama sebenarnya Al Baik). Sejak memakan ayam itu kami jadi ketagihan.Hingga akhirnya pernah setelah melempar jumroh hari kedua salah satu perwakilan dari rombongon memborong ayam Albaik untuk dimakan bersama-sama (semoga Allah  mengganti rejekinya dengan yang lebih baik). Ketika kami berpindah di madinah pun ayam albaik ini masih jadi incaran kami, karena rasanya yang enak.

3 comments:

  1. Huaaaaaa... ngelirik-lirik jam. Waktu buka kok masih lama, yah.... hehe

    ReplyDelete
  2. waaa...jd pgn albaik, sluurrpp..yummy...

    ReplyDelete
  3. teteeepp... itu baso... hehe.. maaauuu aya, albaik.... lia dan uda semoga menjadi haji mabrur ya... aamiin...

    ReplyDelete

matched content: