Wednesday, October 28, 2015

Jalan-Jalan dan Kuliner Siang di Kota Semarang

Sebuah pertemanan tidaklah terbatas oleh sebuah kota, sebuah negara, bahkan sebuah benua. Teman adalah sebuah hubungan yang di jaman sekarang sudah sangat mudah menjangkau jarak melalui gadget dan social media. Bertemu dan berteman, biasanya karena kita menemukan hal-hal yang sama-sama menjadi ketertarikan. Seperti suatu hari di kota Semarang, kami dari banyak kota bertemu di kota Semarang untuk menjajal kuliner dan wisata seharian (baca : kopdar = kopi darat) bersama blogger Semarang, blogger Jakarta, blogger Batam, blogger Malang dan saya sendiri blogger Jogja. Kota yang dipilih adalah kota Semarang yang menjadi ibukota provinsi Jawa Tengah.

Kopeng

Perjalanan dari Yogyakarta kurang lebih memakan waktu 3-4 jam melewati jalur darat Kopeng, perbatasan Salatiga dan Bawen. Alhamdulillah yang tidak terbeli dari jalan-jalan adalah melihat warna-warni ciptaanNya. Pemandangan yang tidak dijumpai di rutinitas kita sehari-hari, hanya bisa memandang dari layar monitor ketika surfing. Jalur darat Jogja-Semarang yang kini apik dan lebih cepat melalui jalan tol dari Bawen memudahkan akses menuju kota Semarang, kota tujuan kumpul blogger kali ini.


Jalan Tol Bawen - Semarang

Sepanjang perjalanan di jalan tol, kecepatan maksimal yang diperbolehkan adalah 80 km/jam dan memang lenggang saat kami sampai di sini. Jalan yang halus, rata, mulus dan tanpa hambatan. Untunglah, ada navigator yang cerewet di sini biar sopir tidak mengantuk. Sepanjang perjalanan sudah rame di WA grup karena memang kami semua belum pernah bertemu sebelumnya. Seperti akan ketemu pacar pertama kali nih.. Kebetulan, mba Dian (blogger Batam) telah sampai lebih dahulu dari Temanggung menuju Semarang.

First Time

Sampai di Semarang pukul 9 pagi dan meeting point di Lawang Sewu *tidak horor kalau siang hari* Bertemu untuk pertama kalinya, kenal menyapa dan heboh di jejaring sosial namun belum pernah bertemu wajah. Mulailah bingung memberi ancer-ancer menggunakan baju warna apa ketika sampai di Lawang Sewu ini. Muka masih unyu-unyu malu-malu ketika pertama kali diajak wefie oleh manda.

Kemegahan Lawang Sewu

Sisi Samping Lawang Sewu

Kurang lebih 2,5 jam kami ditemani bapak pemandu wisata mengelilingi Lawang Sewu dan mendengarkan setiap penjelasannya dan beliau sangat membatu dalam urusan fotografi atau sekedar menunjukkan spot cantik untuk kami berfoto di area Lawang Sewu. Rupanya hari sudah siang dan kami merasakan ada alarm yang memanggil untuk segera diisi. Dengan pemandu jalan mbaknik dan Tari, kami menuju ke tempat kuliner pertama di kota Semarang ini. 

Mie Kopyok

Yap, tujuan kita ke kuliner khas Semarang di daerah jalan Tanjung, Semarang. Kuliner khas yang dinamai mie kopyok. Mie kopyok yang direkomendasikan oleh mbaknik dan Tari ini memang laris dan rasanya enak. Manda juga baru pertama kali ini mencicipi mie kopyok Semarang. Biasanya mie kopyok yang ada di Jogja tidak seperti yang disajikan di depan manda siang ini. Yes, langsung tancap ala-ala foodblooger. Tahu sendiri kan ya, seperti apa ritualnya, mulai dari foto tempat, foto sajian, berdoa dan santap siang dengan mie kopyok Semarang.

Mie Kopyok dan Krupuk Gendar

Mie kopyok ini dipadukan dengan krupuk gendar yang rasanya nyuss enak. Seger dinikmati di siang hari yang panas di Semarang. Namun, hawa yang panas tidak menyurutkan enaknya mie kopyok yang ada di depan kami siang itu. Isi dari mie kopyok ini adalah lomi, tauge, lontong, kuah kaldu, tahu, dengan tabutan irisan seledri, bawang merah goreng, dan selera manis kecap atau pedasnya cabe bisa disessuaikan dengan selera masing-masing. 

Usai menikmati kuliner panas pedas di Mie Kopyok Pak Dhuwur, kami beralih ke seberang jalan. Tepat di depan mie kopyok Pak Dhuwur ini, ada kuliner khas Semarang juga yang patut untuk dicoba *tekan-tekan perut masih muat* hihihihihi. Kali ini ngademin perut dengan es Pankuk Pak Yono. Letaknya di jalan Tanjung dan siang ini ramai sekali sehingga kita harus menunggu pengunjung sebelumnya selesai menikmati es Pankuk di warung ini.

Es Pankuk

Es Pankuk

Setelah sabar menanti, diterimalah es pankuk yang berwarna-warni di tangan manda. Kembali ritual ala-ala foodblogger digencarkan. Mengambil sudut cantik dari es Pankuk dan kemudian menjepretkan bidikan tepat sasaran untuk bisa diabadikan dalam cerita. Yes, inilah penampakan es Pankuk.

Nyaaammm... sruput segar es Pankuk ini lengkap dengan bahan pelengkapnya yang meliputi : agar-agar, roti dan tentunya pankuk. Lalu 3 scoop es puter mendarat di atasnya, adeeemmmm... Bagi yang penasaran, pankuk itu apa? Pankuk itu seperti dadar pancake gurih yang tipis lalu dipotong-potong. Es pankuk ini unik menurut manda, karena rasa manis es puter dan gurihnya pankuk lumer jadi satu di mulut. Nagih!

Yeaayy, Alhamdulillah.. Siang ini akhirnya kenyang juga dengan menu mie kopyok, dua botol teh botol dan es pankuk, #ups ternyata kaget aja hitungan menit bisa masuk semuanya.

Sam Poo Kong

Hari semakin siang ketika kami selesai menunaikan sholat Dhuhur di masjid milik PLN di samping es Pankuk. Tujuan jalan-jalan seharian kita di kota Semarang berikutnya adalah Klenteng Sam Poo Kong. Tentunya pernah mendengar tentang kisah Laksamana Cheng Ho bukan? Nah, di Semarang ini kita bisa singgah ke sebuah petilasan, bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam yang bernama Zheng He atau dikenal Cheng Ho. Letaknya di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang.

Klenteng Sam Poo Kong

Siang hari di sini terasa adem, entah karena banyak pohon sehingga rindang dan ada angin yang mampir sebentar untuk menyapa daun-daun. Bangunan di klenteng ini rata-rata berukuran besar. Pintu gerbangnya saja besar sekali dan patung-patung yang ada juga berukuran besar. Kami menyempatkan untuk foto-foto dan beberapa kali mengambil shoot wefie karena memang sudut fotografinya menarik di sini.

Masih penasaran, menghabiskan sore hingga malam di kota Semarang? Ikuti cerita kami berikutnya ya..

2 comments:

  1. Aaah.... postingan ini jadi bikin kangen temen-temen bloggerku yang kece dan baik hatiii.... dan pastinya kangen juga ama es pankuk dan mi kopyoknya Semarang.... hmmmm

    ReplyDelete

matched content: