Monday, October 12, 2015

Cerita Negeri Impian Bagian 1

Perjalanan ke salah satu Negara yg lama diidamkan berasa mimpi deh…. Sampai malam sebelum keberangkatan tidak bisa tidur. Lebay sih, tapi ya begitulah, rasanya campur aduk antara di sana nanti bagaimana juga karena perjalanan 7 jam menggunakan pesawat menjadi hal yang bikin deg-degan tersendiri, saya suka bepergian tapi tidak suka naik pesawat karena takut ketinggian, dilema deh…

Perjalanan kali ini sebetulnya acara rutin yang di adakan 4 tahunan di komunitas bambu dunia. Jadi 4 tahun sebelumnya kami sudah tahu acara serupa akan di adakan di mana, acara 4 tahun lalu acara di adakan di belgia kemudian di Negara impian saya ini. Berasa putri ke negeri impian….

pendopo dan pemain alat musik korea
Jadi sejak oktober tahun lalu kami sudah membeli tiket pesawat low budget di internet. Tapi hanya sebatas Kuala Lumpur-Incheon saja, sedangkan Bandung-Kuala lumpur baru di beli awal tahun kemudian. Kami hanya berencana tapi Allah punya rencana lain, keberangkatan suami saya harus di majukan seminggu karena disana harus membangun pavilion Indonesia dan kubah yg terbuat dari bambu. Bubarlah acara jalan-jalan yang sudah kami susun sebelumnya.

Perjalanan Bandung – Incheon dan waktu transit di kuala lumpur yang lama membuat badan lelah, belum lagi selama di pesawat saya duduk di kursi tengah di apit cowok korea ala K-Pop, sebelah kiri berambut merah menyala memakai bantal warna ungu dan sepanjang perjalanan bergerak terus, sebelah kiri cowok berambut coklat berdandan heboh dan sepanjang perjalanan menonton K-Drama di laptop putih di hiasi kupu-kupu berwarna pink, alamaakk… apakah cowok-cowok cakep disana seperti ini. Buyar bayangan cowok-cowok cakep keren dan macho kaya di KDrama deh… tapi perjalanan ini harus saya nikmati, basa basi dikit sama si cowok rambut coklat dan ikutan nonton hehe, habis tidak bisa tidur. Hiks… merindukan perjalanan bersama suami tercinta…. Bisa gelendotan dan cerita-cerita seru.

Pukul 8.30 pagi waktu setempat, kami sampai di bandara Incheon, bandara yang bersih dan megah persis seperti di film menyambut kedatangan. Setelah selesai urusan imigrasi dan bagasi, saya keluar disambut pak awi yang sudah menunggu. Menyeberang ke gedung di sebelahnya untuk membeli T-money seharga 3000 won dan top up 10000 won di salah satu mini market. Cukup untuk biaya transportasi selama 2 hari di seoul menurut mbak penjaga mini market.

Perjalanan dari Incheon ke seoul sekitar 45 menit menggunakan kereta. Kami langsung menuju hongdae guest house tempat kami menginap di daerah hongik university seoul untuk mandi dan beristirahat sebentar. Biaya sewa permalamnya sedikit mahal, karena ternyata berupa apartemen studio lengkap dengan kamar mandi dan dapur yang bisa di isi oleh 5 orang, karena tempat tidurnya ada 5.

Sorenya perjalanan di mulai dengan mengunjungi Gyeongbokgung palace, dan berjalan-jalan di sekitarnya. Hari sudah siang dan perut sudah mulai lapar. Beruntung di seputaran istana sedang ada pameran dan Bazaar makanan dari berbagai Negara. Kami mulai mencari makanan halal, dan kami menemukan stand Indonesia yang menjual mie ayam, siomay dan es campur, ada 2 stand yang berlabel halal, Indonesia dan turki yang menjual kebab. Saya lebih memilih membeli mie ayam seharga 5000 won untuk santap siang itu, untuk minumnya saya membeli jus jeruk nama inggrisnya Grapefruit seharga 3000 won.

stand Indonesia
Mie Ayam Halal di korea
Grapefruit
Perjalanan di lanjutkan menuju sungai Cheong Gye Cheon, sungai buatan sepanjang 8,4 km ini sangat bersih dan memberikan ketenangan walau terletak di kehiruk pikukan kota seoul yang sibuk.
Selesai bersantai dan merendam kaki sejenak di sungai ini, kami melanjutkan perjalanan ke daerah Itaewon untuk menunaikan sholat ashar dan melihat-lihat pemukiman muslim di korea.

Mesjid berlantai 3 ini terlihat megah dan terpelihara dengan baik, karena bersih, peralatan sholat serta sandal tersimpan rapi. Selain tulisan korea, tulisan bahasa Indonesia dan inggris pun terpampang sebagai peringatan di setiap sudut, seperti petunjuk banyak orang Indonesia yang sering berkunjung kemari.


Selesai sholat, kami berfoto-foto sejenak dan memutuskan untuk mencari makan malam disekitar mesjid saja. Saat menuju ke mesjid tadi, kami akan makan di Muree, restoran korea halal dekat mesjid. Tapi setelah melihat menu yang di tawarkan ternyata harganya tidak muree alias murah dan menunya pun bukan menu korea seperti dugaan kami, banyak menu Indonesia dan timur tengah. Akhirnya kami makan kebab di resto cepat saji yang berada di depan resto muree tadi.
Setelah perut kenyang kami menuju ke Dongdaemun Design Plaza untuk melihat karya Arsitek Zaha Hadid yang terkenal itu. Cerita seru ini masih berlanjut ya….

Dongdaemun Design Plaza





2 comments:

matched content: