Showing posts with label jalan-jalan. Show all posts
Showing posts with label jalan-jalan. Show all posts

Tuesday, October 4, 2016

Jajan dan jalan-jalan di solo part 1

Saat Pak Awi meminta saya mendampinginya di acara Bamboo Bienalle Solo 2016, saya langsung bersorak bahagia, karena bagi saya selalu menyenangkan jikalau berkunjung ke kota yang satu ini.
aneka produk bambu hasil tangan mas gondrong
Solo atau Surakarta yang di juluki sebagai kota budaya ini memang sangat ramah dengan siapapun yang mengunjunginya. Kenapa? Karena tujuan wisata di kota ini lengkap, ada keraton, museum batik, kampung batik, taman budaya, pasar tradisional, pasar antik tentu saja aneka kuliner yang enak-enak.
Tapi yang paling menyenangkan adalah, bertemu teman-teman yang baik hati dan siap menculik saya mengajak jajan dan jalan kapan saja, hehe.
Bedanya Solo dan Surakarta sudah pernah dibahas sama ima disini ya…

Tuesday, November 24, 2015

Asam Padeh Ikan Layur, syedaaaap syekalii….

Akhir minggu lalu, akhirnya saya berkesempatan mengunjungi pantai batu karas, pangandaran, citumang dan cukang taneuh yang terkenal itu. Walau saya USA alias urang sunda asli, tapi belum pernah sekalipun yang namanya ke Pangandaran. Almarhum Papa saya lebih senang mengajak jalan-jalan ke daerah hutan dan pegunungan sewaktu kami kecil. Alasannya selain lebih sejuk udaranya, juga tidak berbahaya karena permainan airnya lebih aman, menurut beliau.

Menempuh waktu 7 jam perjalanan darat dari bandung menuju batu karas, perjalanan yang cukup melelahkan karena jalan menuju kesana yang berbelok-belok. Kami berangkat malam hari dari bandung, supaya sampai sana saat matahari terbit, sayang cuaca mendung, jadi matahari terbit terhalang.
Jalan-jalan pagi di teruskan dengan mengunjungi tempat pelelangan ikan yang hanya berjarak 1 km dari hotel tempat kami menginap. Para nelayan belum banyak yang datang saat kami disana, mungkin karena hujan, ikan-ikan yang di lelang pun tak banyak. Akhirnya kami memesan ikan di warung seberang tempat pelelangan ikan, karena bisa sekalian dibungkus rapi dan aman sampai bandung, sengaja pesan 1 hari menjelang pulang, supaya si ibu penjual bisa menyiapkannya.
Ikan Layur Segar

Tuesday, October 27, 2015

Bibimbap di stasiun DongSeoul

Perjalanan dari seoul ke damyang, kota yang menyelenggarakan World Bamboo congress akan kami tempuh selama 5 jam menggunakan bus, terbayang capeknya duduk selama itu. Kami menggunakan bus antar kota dari terminal DongSeoul di Seoul menuju Gwangju. Harga tiketnya lumayan, sepadan dengan Fasilitasnya.

tiket bus
Waktu keberangkatan bus masih 1 jam, masih sempat makan siang di terminal DongSeoul, kami berkeliling mencari makanan halal yang bisa kami makan untuk persiapan perjalanan panjang. Mengeluarkan kertas ajaib tulisan korea, setelah keluar masuk resto, akhirnya ada satu restoran yang menawarkan makanan yang bisa kami makan, terletak di lantai 3. Terlihat deretan kursi di penuhi pelanggan yang sedang makan. Ini tulisan ajaib yang di tulis Mr. Kim pengelola Hostel.
tulisan yg menyatakan kami hanya makan ikan, telur dan sayuran

Tuesday, October 13, 2015

Cerita Negeri Impian Bagian 2

Masih melanjutkan cerita sebelumnya, setelah semalam mengagumi karya Zaha Hadid yang spektakuler, badan rasanya remuk redam karena belum sempat istirahat. Pagi ini masih ada waktu bermalas-malasan karena di korea, toko-toko dan objek wisata baru buka jam 10 pagi. Jadi bisa pergi dari guest house pukul 9 pagi.

 Objek pertama yang akan di kunjungi EWHA Women University. Masih pagi jadi udara belum panas, sepanjang jalan menuju EWHA banyak pedagang kaki lima yang berjualan, café, toko kosmetik, baju dan toko-toko yang berjualan pernak pernik wanita, sayangnya mereka belum buka jadi belum bisa foto-foto.

EWHA Women University

Ternyata universitas ini salah satu tujuan wisata juga, selain landscape yang cantik, bangunan ala eropa dengan taman yang luas. Konon Katanya Raisa penyanyi membuat video klip LDR disini.

Monday, October 12, 2015

Cerita Negeri Impian Bagian 1

Perjalanan ke salah satu Negara yg lama diidamkan berasa mimpi deh…. Sampai malam sebelum keberangkatan tidak bisa tidur. Lebay sih, tapi ya begitulah, rasanya campur aduk antara di sana nanti bagaimana juga karena perjalanan 7 jam menggunakan pesawat menjadi hal yang bikin deg-degan tersendiri, saya suka bepergian tapi tidak suka naik pesawat karena takut ketinggian, dilema deh…

Perjalanan kali ini sebetulnya acara rutin yang di adakan 4 tahunan di komunitas bambu dunia. Jadi 4 tahun sebelumnya kami sudah tahu acara serupa akan di adakan di mana, acara 4 tahun lalu acara di adakan di belgia kemudian di Negara impian saya ini. Berasa putri ke negeri impian….

pendopo dan pemain alat musik korea

Tuesday, September 1, 2015

Wisata kuliner di Ranah Minang

Hidangan di restaurant padang
Hidangan di restaurant padang
Setelah berkunjung ke Minangkabau, apa yang saya ketahui sebelumnya tentang kuliner padang ternyata tidak seberapa. Rendang, gulai, aneka balado, itu mah biasa aja. Yang luar dari biasa, tentunya ada di liputan ini tentang kuliner sumatera barat, yang popular dengan sebutan ranah minang.

Kalau makan di restaurant padang di jakarta, minimal ada 25 jenis hidangan dalam piring-piring kecil ditumpuk di meja makan (seperti foto di atas). Tapi kuliner yang saya temui langsung di Padang lebih beragam lagi termasuk salah satunya adalah hidangan-hidangan ikan dari danau dan laut. Tak hanya itu rasanya pun benar-benar lezat.

Thursday, July 30, 2015

Wisata Pantai Glagah dan Pantai Congot

Saat berlebaran saat berkumpul dengan keluarga, saatnya berkangen-kangenan karena ada beberapa anggota keluarga yang hanya bisa bertemu setahun sekali, di saat lebaran saja, biasanya karena sibuk dan jarak yang jauh dari kampung halaman.
Lebaran juga menjadi ajang reuni, berkumpul dan bersendang gurau bersama sahabat atau teman jaman kecil atau jaman sekolah dulu.

Tak terkecuali, keluarga dbento, sebenarnya saat lebaran kami berempat sedang ada di Indonesia semuanya. Hanya di 4 tempat yang berbeda, satu di depok, satu di purworejo, satu di yogya dan satu lagi di jember. Walau saling merindukan ingin bertemu, apa daya terpaut jarak juga yang memisahkan. Mencocokan jadwal satu dengan yang lain juga tidak mudah, karena saat lebaran, sibuk dengan keluarga besar masing-masing.
Hanya saya yang berdekatan dengan ima di yogya, jarak Purworejo Yogyakarta 60 km pun di tempuh ima 2 kali lebih lama karena macet saat lebaran. Semangat yang ada pada kami, saling merindukan, hingga jarak dan waktu tempuh yang menjadi tidak sebentar juga rasa capek yang amat sangat tidak menjadi penghalang untuk bertemu.
Setelah bersilaturahmi dengan keluarga dan mencicipi kue-kue khas lebaran, kami mohon pamit untuk berjalan-jalan kepada ibu. Kami berencana berkeliling di seputaran purworejo saja.
Pantai Glagah

Thursday, May 21, 2015

Mengenal Tradisi di Pekalongan, Jawa Tengah

Menuju Pekalongan Jalur Temanggung

Sekilas terlihat seperti bukan di Indonesia ya? Bagi yang pernah mengunjungi dreilaenderecke, pemandangan perjalanan darat melewati Temanggung bisa membuka kenangan di sana. Apalagi tidak sengaja melihat bangunan toko roti Holland setelah melewati pemandangan itu *ngepas-pasin ceritanya. Ya, perjalanan kita kali ini menuju kota Pekalongan yang berplat nomor G kalau di Indonesia. Melewati jalur darat dengan kendaraan pribadi masih menjadi pilihan kami sekeluarga yang tinggal di Indonesia untuk menjangkau kota-kota yang tidak dijangkau layanan kereta api atau pesawat. Menikmati perjalanan darat tentu ada suka dukanya, tapi yang jelas sesuka hati mau mampir-mampir membeli yang menjadi khasnya kota yang kita lewati.

Jambu Biji
Pemandangan di atas akan kita jumpai saat melakukan perjalanan darat melewati Temanggung. Deretan penjual jambu biji yang aduhaaaiiii cantik nian, segar, manis dan murah.

Friday, January 23, 2015

Marche Couvert, Pasar Tertutup di Metz

Awal tahun ini saya berkesempatan berkunjung ke salah satu negara bagian terkecil di Jerman, Saarland. Negara bagian ini dekat perbatasan Jerman dengan Luxemburg dan Lorraine di Perancis. Kami sekalian jalan ke kota Metz di Perancis.

Monday, December 29, 2014

Wisata kuliner di Palembang

Wisata kuliner di palembang tak hanya pempek saja, masih banyak loh...
Seperti aneka olahan dari ikan sungai musi ini, yang biasa orang palembang sebut pindang. Kalau dari segi rasa sih mirip ikan asam padeh di pekan baru dan beberapa daerah disumatera.
Hanya saja ikan yang di masak berasal dari sungai musi ini ikan air tawar dan lebih khas.

1. Pindang Ikan Baung
Ikan Baung salah satu tangkapan ikan dari sungai musi, dimasak pindang seperti ini, rasanya segar karena ditambahkan potongan nanas, paduan asam  dari  buah asam jawa muda dan rasa pedas dari cabenya pedasnya pas, dan anggapan bau amis untuk olahan sup ikan air tawar hilang.

masakan khas palembang
Pindang Ikan Baung


Sunday, September 28, 2014

Sepenggal Cerita Kuliner dari Tanah Komodo

Awal bulan ini saya berkesempatan mengunjungi salah satu pulau di daerah nusa tenggara, tepatnya kab manggarai timur. Perjalanannya lumayan melelahkan, dengan penerbangan jam 5 pagi, kami menuju bandara dari rumah jam 4 pagi untuk penerbangan ke denpasar bali. Menunggu sekitar 5 jam, dilanjutkan penerbangan menuju labuan bajo. Kemudian dilanjutkan perjalanan darat sekitar 7 jam yang jalannya luar biasa mengerikan, sebelah kiri jurang sebelah kanan tebing batu, jalannya yg tidak terlalu lebar masih diperbaiki dan belokan seperti tapal kuda hampir sepanjang perjalanan, sepertinya kelokanya melebihi kelok 44 dipadang, sayang saking tegang dan banyaknya saya tak sempat menghitungnya.
Dipagi hari, kami disuguhi sarapan roti kompyang, penampakannya seperti roti simit ala turki, roti tanpa isi yg atasnya ditaburi wijen. Saat pagi hari kami mencicipi, rasanya biasa saja. Tak kala sore hari, terasa enak sekali. Ternyata oh ternyata, roti kompyang yang dibeli di toko sebaiknya digoreng, jadi dari segi rasa dan tekstur mirip donat tapi terasa lebih enak karena terbalut wijen.


Tak lengkap rasanya mencicipi roti kompyang tidak  ditemani secangkir kopi hitam. Kopi khas yang berasal dari ruteng, ibu kota kabupaten Manggarai timur. Kopi pahit ini rasanya enak, tak meninggalkan rasa asam dimulut dan nyaman diperut. 

Untuk makan siangnya saya lebih memilih yang aman saja, seperti ikan cakalang bakar ini,
Beberapa pemuda memilih makan malam biawak yg mereka temukan diantara rumpun bambu, katanya sih hanya dibakar saja, entahlah saya sudah seram melihatnya saja. Pak awi sempat memegang dan berfoto, saya sih jauh-jauh saja.


Untuk makan malam saya sih lebih baik memilih ikan bakar warna warni yang bisa pilih sesuka hati.
Saya memilih ikan baronang merah yg hanya dibumbui sederhana, rasanya pedas asin gurih plus lalaban yang ditaburi bumbu kelapa seperti urap tanpa kencur.

Kuliner di flores menjadi terbatas karena masalah kehalalan dan ragam khasnya sangat terbatas sekali. Padahal Hasil buminya banyak dan luar biasa enaknya, hanya sepertinya masyarakat asli kurang ide dan kreatif. Seperti alpukat dan jeruknya, luar biasa enaknya. Alpukat jarang disukai sehingga hanya dijadikan makanan babi saja. Kami ditertawakan, karena begitu menikmati rasa si alpukat yang besarnya seperti kepala anak balita. Rasanya enak sekali, seandainya bisa dikirim dijawa, bisa dijadikan es teler, cake, es krim dan lain sebagainya. Sayangnya belum ada yang berpikiran mengirimnya ke jawa. Beberapa pohon enau penghasil kolang kaling yg lebat dibiarkan saja, mereka hanya mengambil airnya saja untuk tuak, sedangkan kolang kalingnya dibiarkan begitu saja, duuuh sayangnya.... bahkan mereka tidak tahu kalau jengkol bisa dimakan hehe....







Wednesday, April 23, 2014

Cerita seru oleh-oleh dari Makasar bagian ke-2

Kalo cerita kuliner Makasar disini, sekarang saya akan bercerita soal oleh-oleh yang wajib di bawa dan kue tradisionalnya. Kebanyakan kudapan manis khas makasar ini sudah banyak dijual di pulau jawa. Tapi tidak sah rasanya kalo tidak mencicipi ditempat asalnya.
Seperti es pisang ijo ini, selain rasa pisangnya yg khas dan sirop merahnya seperti tak tergantikan oleh merk apapun, rasanya manis dan segar sekali, cocok untuk udara makasar yang sedang panas.


Saat kami berkunjung ke salah satu Universitas disana, kami disuguhi makanan tradisional seperti, barongko pisang yang di bungkus daun pisang, cucur bayao yang bulat dan berwarna kuning, dan katirisala terbuat dari lapisan ketan hitam dan kue telur dengan santan dan gula merah., konon katisara hanya disajikan untuk acara pernikahan dan acara besar lainnya. Saya merasa beruntung sekali disuguhi kue-kue ini. Walaupun sedikit merasa bersalah karena berkalori tinggi, hehe... yaa.. bayangkan saja kue-kue ini berbahan telur bebek, santan dan gula, tapi tidak salah juga khan kalo sesekali, pembenaran untuk lari dari diet  :-)

Wednesday, March 26, 2014

Cerita seru oleh - oleh dari Makasar bagian 1

Alhamdulilah kali kedua, kami berkesempatan menginjakan kaki kembali di makasar, kota yang terkenal dengan pantai losari dan tentu saja wisata kuliner yang memanjakan lidah.
Waktu menunjukan pukul 09.25 wita, saat kami tiba di bandara Hasanudin Makasar. Bandara baru yang lebih modern dan besar dibanding dengan 10 tahun lalu saat kali pertama kami berkunjung ke kota ini. Agak tergesa-gesa kami keluar bandara, selain karena sudah ada yang menjemput, tapi lebih karena keributan yang tak bisa diredam akibat lapar, hehe.... ya perjalanan dari bandung pukul 00.00 wib menggunakan travel dilanjutkan pesawat cukup melelahkan. Apalagi pesawat yang kami gunakan, hanya menyediakan mie instan dan minuman instan., sama sekali tidak membuat kami tertarik. Jadilah kami sangat kelaparan saat tiba di Makasar. Desakan cacing-cacing di perut mengalahkan rasa malu kami kepada mas taopiq yang menjemput, hehe....
Wisata kuliner kami di mulai dengan, Coto Nusantara. Coto yang berada dijalan nusantara tak jauh dari pelabuhan ini adalah hidangan daging berkuah hitam yang kaya akan bumbu, terlihat seperti rawon jawa timur, tapi begitu dicicipi, sangat berbeda, karena ada rasa kacang tanah dan sereh yg dominan. Rasa kuahnya segar sekali, saat akan disantap dilengkapi dengan ketupat dan jeruk nipis, bawang goreng, bawang daun dan tentunya sambal. Saya hanya sempat memfoto ketupatnya saja, karena suasana sangat hiruk pikuk dan lapar yg tak tertahan, hingga cotonya lupa di foto.



Thursday, August 29, 2013

Masakan Korea di Kuala Lumpur

Hiks.... sedih dan sebel rasanya saat impian kita bertemu sahabat dan keluarga terganjal oleh kecerobohan kita sendiri. Saya akui memang kurang persiapan saat akan pergi ke phom penh minggu lalu. Selain karena heboh puasa dan mudik lebaran, keputusan untuk pergi pun agak dipaksakan. Tapi ya sudahlah, harus dijadikan pengalaman supaya tak terulang di masa mendatang.
Penerbangan dari Indonesia ke Pnom penh tidak ada yang langsung dengan menggunakan pesawat murah, pilihannya harus lewat Malaysia atau Singapura, itu pun harus keluar imigrasi dan masuk kembali via imigrasi, jadi tidak bisa hanya transit saja, padahal maskapai yang saya gunakan itu maskapai yang sama saat pergi dari bandung. Nah, gara-gara paspor saya yang kurang dari 6 bulan, saya tidak bisa masuk phnom penh, karena jika saya tidak diperbolehkan masuk oleh imigrasi kamboja, pihak maskapai akan di denda hingga ribuan ringgit. Padahal saat keluar dari imigrasi Malaysia, saya tidak ditanya apa-apa dan paspor langsung di cap, jadi terdamparlah saya di kuala lumpur. Untuk menghibur hati yang sedih dan perasaan yang tidak karuan, pak awi mengajak saya makan masakan korea. Yuhuuu.... hati sedih sedikit terobati, karena sudah lama ingin makan masakan korea yg biasa di buat saat di aachen dulu, tapi ada saja bahan yang tidak tersedia di supermarket, mau ke restoran korea, masih di ragukan kehalalannya.
Masakan korea ini halal, karena tergantung sertifikat halalnya, bisa di temui di salah satu mall besar di Kuala lumpur. Pak Awi memesan bibimbap,

Wednesday, April 3, 2013

Membawa Bekal untuk Perjalanan Panjang

Kami sekeluarga dan teman-teman terdekat tak jarang melakukan perjalanan jauh. Ya, liburan yang memakan waktu berhari-hari. Mulai liburan akhir pekan Jumat sampai Minggu, liburan seminggu, hingga liburan 10 hari-an.

Monday, January 21, 2013

Jajan di Singapura


Berhubung peralatan nge-bento masih di dus, jadi liputannya masih seputaran jajan dulu ya..
Mungkin sahabat bento sudah tak asing dengan jajanan yang ada disingapura karena hampir sama dan bahkan jajanan ini sudah banyak yg membuka cabangnya diindonesia, tapi yuk kita intip apakah jajanan kita sama?

Thursday, September 27, 2012

Pasar Tradisional di Italia

Pasar Tradisional di Italia

Di beberapa negara, pasar tradisional masuk daftar wisata yg wajib dkunjungi. Sepertinya warga setempat bangga bisa menunjukan bahan olahan masakan mereka yg segar berasal dari mana. Selain bersih dan tidak bau busuk, pasar-pasar ini juga menata dagangannya semenarik mungkin, sehingga orang yang tadinya iseng melihat-lihat menjadi tertarik membelinya. Contohnya peperoni yang dijual di Bridge Rialto Venice ini, seperti bucket bunga ya....


matched content: