Friday, September 25, 2015

Jalan-Jalan dan Kulineran di Kota Solo

Buatan Indonesia

Jalan-jalan kita kali ini menuju ke kota yang terletak di sebelah Timur Yogyakarta, kota Solo. Kami menyebutnya Solo (tertulisnya : Sala), namun beberapa menyebutnya Surakarta. Sepertinya butuh googling untuk membedakan mana solo dan surakarta, dan ada juga solo baru ya *jangan sampai kebolak-balik nanti nggak sampai tujuan. Kalau jalan-jalan ke Solo pasti identik berbelanja kain dan batik.

Sekedar berbagi repost yang saya baca tentang Solo, Sala, dan Surakarta, apakah sama?

Solo, Sala, atau Surakarta?

SALA sendiri berasal dari nama desa dengan cakupan daerah cukup luas pada abad XVII. Pada desa inilah kraton kasunanan surakarta didirikan setelah kraton kartasura hancur. Sedangkan SOLO merupakan bentuk pengucapan dari kata SALA (llidah orang jawa biasa menyebut sala dengan solo). Kata Solo menjadi semakin populer ketika Eyang Gesang menciptakan lagu keroncong yang berjudul "Bengawan Solo". Lagu tersebut telah diterjemahkan ke dalam 7 bahasa. Selain itu juga, penyanyi campursari Didi Kempot dengan lagunya yang berjudul “stasiun balapan” menggunakan kata solo dalam liriknya. Jadilah, SOLO lebih famous daripada SALA.



Nah bagaimana dengan SURAKARTA?

Surakarta adalah nama resmi dan daerah administratif kota Solo (semua instansi pemerintahan, sekolah, dan gedung pelayanan masyarakat menggunakan nama Surakarta). Kata Surakarta berasal dari kerajaan "Surakarta Hadiningrat" yang menurut kisahnya, sunan PB II memberi nama kerajaan barunya Surakarta Hadiningrat setelah kerajaan Kartasura hancur. 

Kain Produksi Sritex


Jalan-jalan ke Solo, tentunya akrab dengan kata Sritex yang sudah familiar sampai ke manca negara. PT Sri Rejeki Isman (Sritex) yang terletak di Sukoharjo Jawa Tengah ini didirikan oleh Haji Mohammad (HM) Lukminto pada tahun 1966. Cerita di balik kesuksesan seorang pedagang kecil di Pasar Klewer yang kini telah menjadi pengusaha besar di dunia pertekstilan nasional dan bahkan Internasional.Produk Sritex sendiri dipakai sebagai pakaian militer di 30 negara. Saya ikut bangga ada karya anak negeri di luar negeri!

Inget saat kami di Dalli (Aachen, Jerman), pabrik yang memproduksi parfum dan peembersih rumah tangga menyediakan factory outlet sebagai cara mereka berbagi dengan sesamanya di sekitar pabrik. Harganya pun lebih murah dari harga di pasaran. Nah, demikian juga dengan Pabrik Sritex ini, factory outlet-nya menyediakan beberapa kain yang merupakan kain produksinya. Karena saya tidak terbiasa membeli kain, dilihat dari harganya 23,000 per meter ya masih tergolong murah.

Factory outlet Sritex

Ruang pajang kain produksinya tergolong luas dan bersih. Kita bisa menemukan kain yang biasa sampai kain yang harganya mahal sesuai dengan bahan dan ketebalan dari kainnya. Mulai kain untuk membuat sprei, daster, kemeja, atasan, rok sampai yang dipakai untuk desainer memodifikasi pakaian untuk dipakai ke acara resmi. Jam buka factory outlet ini hampir setiap hari kerja dari jam 8 sampai jam 4 sore. Silahkan borong kalau jalan-jalan sampai ke sini ya..

Hari sudah gelap ketika kami memutuskan untuk pulang ke Yogyakarta. Solo, sebuah kota yang menawarkan kuliner malam yang endes dan nyus banget. Teringat bagaimana Nasi Liwet mampu menghipnotis ima kecil ketika diajak mama papa jalan-jalan ke Solo. Selalu teringat suasana malam di kota Solo yang tidak jauh dari Jogja soal senyum dan keramahannya. Baiklah, malam ini kita akan kuliner malam di kota Solo, yaitu : menuju ke Solo baru *jangan bingung ya*. Solo baru hanya nama daerah di kota Solo. Di sini lesehan kaki limanya menawarkan nasi liwet komplit yang sudah ramai pada jam-jam selepas maghrib.

Kuliner Kaki Lima

Hmmm... nyaaammm.. sudah kebayang nasi hangat dengan lauk khas mulai dari gurih sampai ke manis, dengan cemilan tradisional khas yaitu : Sosis Solo. Kami memsan nasi liwet dan tumpang koyor. *kolesterol adanya di laboratorium*

Nasi Liwet

Tak lama masuk ke antrian, akhirnya nasi liwet komplit dengan santan kental di atasnya membuat gurih nasi liwet yang lengkap dengan lauk dan sayur. Alas daun meskipun disajikan dengan piring, membuat harum bau nasi di atas daun tetap khas dan ngangeni.

Tumpang Koyor

Berikutnya, panda menyantap tumpang koyor dan cemilan sosis solo di hadapan kami pun tinggal 2 biji *tebak siapa yang menghabiskan? Atau jangan-jangan belum tahu sosis solo itu apa? Sosis solo adalah dadar telur yang isinya daging ayam yang rasanya gurih. Dibuat mirip lumpia tapi lebih tipis dan tidak ada sayurnya. Selamat mencoba ya!

5 comments:

  1. Aku jadi kangen maem bubur Mbok Kendul :(

    ReplyDelete
  2. Sesuatu ya, ingin juga mencobanya 😊

    ReplyDelete
  3. Sosis solo itu cemilan kesukaankuuu... hmmm... Sayang di Batam jarang yang jual sosis solo..

    ReplyDelete
  4. hohoho baru tau sala dan solo dan surakarta itu bedanya dimana :)

    ReplyDelete
  5. lia pikir surakarta itu ada di jawa barat... garuk2... mau sosis solonya...

    ReplyDelete

matched content: