Friday, March 27, 2015

Menyepi di Pulau Bali

Hari Sabtu tanggal 21 maret yang lalu, umat Hindu di Indonesia merayakan hari Nyepi, hari Nyepi ini merupakan salah satu hari raya atau hari suci agama Hindu yang dilaksanakan setiap satu tahun. Waktunya bersamaan dengan pergantian tahun Saka setiap tanggal 1 bulan Waisaka tahun Saka atau tahun baru Saka.

Mungkin di daerah lain, hari Nyepi ini tidak terlalu terasa, tidak seperti di Bali yang saya rasakan minggu lalu. Ya, karena mayoritas agama di Bali adalah Hindu, jadi umat hindu di seluruh bali turut merayakannya, tidak terkecuali bangsa dan agama lain yang pada saat hari raya Nyepi berada di Bali harus bertoleransi.

Pada Saat hari raya Nyepi, ada 4 hal yang tidak boleh di lakukan oleh umat Hindu, dan bangsa dan agama lain pun di harapkan bertoleransi akan 4 hal tersebut. Menurut petugas hotel tempat kami menginap, yang pertama, tidak boleh menyalakan api atau lampu, yang kedua tidak boleh bepergian, yang ketiga tidak boleh melakukan kegiatan apapun termasuk bekerja, dan yang terakhir tidak boleh melakukan kegiatan yang bersifat bersenang-senang.

Hal tersebut berlaku selama 24 jam, sehari sebelum nyepi di mulai, diadakan parade ogoh-ogoh, yaitu parade boneka-boneka raksasa yang terbuat dari kertas dll, biasanya melambangkan roh-roh jahat. Setelah ogoh-ogoh ini di arak keliling kota, biasanya dikumpulkan dalam satu lapangan yang kemudian di bakar. Perkecualian di beberapa hotel yang masih berlaku siaran tv, sedangkan di rumah-rumah penduduk siaran tv di matikan. Pengumuman yang ada di hotel tempat kami menginap.


Nah, karena esok hari itu tidak ada yang berjualan dan tidak boleh keluar hotel sama sekali, kami sempat bingung, bagaimana nasib perut kami. Pihak hotel menawarkan makanan prasmanan, karena resto dan cafenya juga tutup. Tapi setelah melihat menu yang di tawarkan, kok banyak yang tidak halalnya ya, ragu karena bagaimana memasaknya apakah disatukan atau tidak.

Akhirnya, satu hari sebelum nyepi, saya bergegas mencari persediaan makanan. Tidak mudah juga mencari makanan halal disini, ada beberapa restoran vegetarian, namun sayang mereka sudah tutup. tak ada pilihan lain, makanan fast food siap saji menjadi pilihan terakhir.
Dan ketika saya datang pukul 10 siang, antrian sudah mengular, ehm... banyak yang berpikiran sama rupanya.

 Ok, ayam sudah ditangan, sekarang tinggal mencari sayurannya, sebagai asupan serat tentunya. Tak jauh dari resto siap saji itu, ada toko kecil yang menjual bahan makanan organik dan sayuran organik. Saya membeli asinan siap jadi dalam botol kecil untuk bahan campuran sayuran mentah supaya salad saya ada rasanya. Sedangkan wortel, selada keriting dan selada kepala, timun, paprika kuning, dan tomat sudah di bawakan oleh sepupu saya yang tinggal di denpasar.

Sayuran itu sebagian untuk salad, sebagian lagi untuk membuat lumpia vietnam, kebetulan sepupu saya membawakannya, sekalian mau praktek, seperti resep yang ada disini. Jadilah praktek masak dalam keadaan darurat, ya iyalah karena prakteknya di hotel dengan alat serba terbatas, karena sepupu saya itu lupa bawa peralatan hehe. Tapi alhamdulilah, jadi juga tuh....

tahapan membuat lumpia vietnam
cara membuat lumpia vietnam
Untuk menambah rasa, saya menyiapkan ayam dari restoran siap saji yang di suwir dan dibumbui dengan sambal cabe dan sambal bangkok botolan. untuk sayurannya, wortel yg di serut (serutan dadakan beli) timun di potong panjang, selada kepala (head lettuce), selada keriting dan tomat setengah matang. Ini yang sudah jadinya....

lumpia siap santap
Lumpia vietnam siap santap
Mudah, enak dan masih berserat bukan.... lumpia vietnam ini juga cocok dijadikan bekal piknik atau perjalanan anda, dan bisa dijadikan cemilan sehat dirumah. Selamat membuat ya....








No comments:

Post a Comment

matched content: